Kemenkes RI mengungkap kebutuhan mendesak tenaga kesehatan di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat akibat bencana. Dokter dan ahli gizi sangat dibutuhkan.
Pada Agustus 1945 uang yang beredar adalah campuran dari mata uang Jepang, Belanda, dan bahkan beberapa mata uang lokal yang dicetak oleh pejuang di daerah.
Sebanyak 200 santri di Pondok Pesantren Tamrinatul Wildan menggelar upacara bendera malam hari untuk peringatan Kemerdekaan RI, dengan iringan musik hadrah.
Kemenkes RI melaporkan banyak fasilitas kesehatan di Sumatera kolaps akibat bencana. Aceh, Sumut, dan Sumbar mengalami kerusakan besar dan kesulitan akses.
Mastel mengungkap penetrasi internet di Indonesia belum merata, terutama di daerah 3T. Ini jadi PR Pemerintah dalam memperluas akses digital sampai ke pelosok.