Sri Lanka menerima kiriman beras dan obat-obatan dari India pada saat negara itu memerangi krisis ekonomi terparah yang belum pernah terjadi sebelumnya
Ekonomi Sri Lanka runtuh hingga dicap bangkrut. Negara berpenduduk 22 juta orang itu gagal membayar utang luar negeri (ULN) yang mencapai US$ 51 miliar.
Negara ini terjerat krisis ekonomi yang begitu dahsyat hingga kondisinya jauh lebih suram dari sekadar kekurangan bahan bakar minyak gas, listrik, dan makanan.
Kementerian Energi memperingatkan cadangan bahan bakar dalam negeri akan habis dalam hitungan hari. Sri Lanka terpaksa padam menunggu datangnya pasokan minyak.