×
Ad

Internet Jadi Daya Tarik Pasar Properti Komersial dan Hunian di Era Digital

Dana Aditiasari - detikProperti
Kamis, 15 Agu 2024 09:47 WIB
Ilustrasi Smart Home
Jakarta -

Dunia real estate komersial yang berkembang pesat tidak hanya dipengaruhi oleh perubahan desain arsitektur atau pergeseran nilai properti. Kelengkapan akses dan fasilitas juga kian mendapat perhatian. Salah satunya adalah ketersediaan internet yang andal.

Maklum saja, perubahan tren belanja yang bertumpu pada interaksi online berkat hadirnya e-commerce, membuat kebutuhan lokasi yang didukung dengan ketersediaan jaringan internet yang andal kian diburu konsumen.

Keberadaan internet juga semakin meningkat di sektor properti residen sial atau hunian. Di era digital yang semakin berkembang, konsep smart home telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Teknologi rumah pintar menawarkan kenyamanan, efisiensi, dan keamanan yang tak tertandingi, namun semua manfaat ini sangat bergantung pada kualitas dan kestabilan koneksi internet.

Pencarian properti sepanjang 2021 naik sebesar 37 persen dan sudah mulai terintegrasi dengan penyediaan solusi IoT untuk smart home. Pemasaran rumah dengan label 'IoT Inside' atau 'Smart home Inside' telah menjadi tren di kalangan developer.

Pada Februari 2022 misalnya, ada 7,28 juta rumah yang menggunakan satu hingga 5 produk teknologi smart home, berpotensi meningkat sebanyak 1 juta per tahun. Segmentasinya mencakup kitchen appliances, health care, safety and security, entertainment, networking, control and illumination, indoor environment, dan toilet.

Berdasarkan survei Statista 2022, di tahun 2026 pendapatan smart home di Indonesia akan mencapai US$ 730,40 juta, dengan komponen terbesar yaitu smart appliances, security, control and connectivity, dan home entertainment.

Namun, di tengah minat masyarakat pada smart home, Indonesia masih memiliki persoalan dalam segi pemerataan jaringan dimana penetrasi akses fixed broadband masih sekitar 10 juta dari total 90 juta rumah.

Menjawab tantangan tersebut, para penyedia jaringan internet berlomba-lomba melakukan terobosan agar kebutuhan masyarakat akan ketersedian jaringan internet yang andal bisa dipenuhi.

Salah satunya seperti yang dilakukan Starlink, penyedia layanan internet satelit yang dimiliki SpaceX, dengan menunjuk PT Primacom Interbuana (Primacom) sebagai authorized reseller untuk memperluas penetrasi Starlink di Indonesia.

Kerja sama ini dijalin guna membantu mengatasi ketidakmerataan akses internet, khususnya di daerah terpencil dan sulit dijangkau oleh infrastruktur kabel fiber optik.

Selama ini, pemerataan akses internet masih menjadi tantangan utama dalam transformasi digital. Kondisi Indonesia yang terdiri atas pulau-pulau yang membentang
luas adalah salah satu faktornya.

Mengandalkan infrastruktur kabel fiber optik saja tidak dapat sepenuhnya menjangkau seluruh penjuru negeri. Pemerataan konektivitas perlu didukung dengan teknologi komunikasi satelit.

Layanan internet satelit Starlink menjadi alternatif yang ideal untuk mendukung pemerataan koneksi internet. Dengan ukuran antena ringkas dan koneksi internet cepat untuk jangkau seluruh penjuru negeri, layanan internet Starlink merevolusi teknologi komunikasi satelit yang selama ini identik dengan antena parabola berukuran besar.

Selain itu, antena Starlink mudah dibawa dan dipasang di berbagai daerah, termasuk kawasan ekstrem dan sulit dijangkau seperti kawasan tambang, perkebunan, tengah laut, dan sebagainya.

Bersambung ke halaman selanjutnya.




(dna/dna)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork