.webp)
Baru-baru ini ramai soal seorang korban pembelian rumah berbasis syariah di Bogor, Jawa Barat. Korban tersebut sudah membayar uang muka atau down payment (DP) serta cicilan rumah, namun hingga kini tak kunjung dapat.
Korban itu, sebut saja Salim, sudah membayar DP sebesar 30 juta sejak 2019 dan membayar cicilan rumah sejak awal 2020. Ia sempat membayar cicilan selama 8 bulan, namun hingga saat itu rumahnya tak kunjung jadi. Pada awal akad pembelian, Salim dijanjikan akan serah terima kunci setelah 15 bulan. Namun, ia tak kunjung mendapatkan rumahnya.
Akhirnya, Salim pun mengajukan pembatalan pembelian rumah. Ia kembali dijanjikan oleh pihak developer rumah bahwa dirinya akan mendapatkan uangnya dalam 5 bulan. Lagi-lagi, ia tidak mendapatkan uangnya kembali bahkan hingga saat ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salim tidak sendirian, terdapat ratusan korban lainnya yang bernasib sama dengannya. Mereka juga sudah melakukan berbagai cara untuk mendapatkan kembali haknya, namun hingga saat ini masih belum ada hasilnya.
"Sekarang juga kita ini konsumen ada bikin grup untuk nuntut segala macam lah. Sudah ada yang lewat pengadilan juga, itu juga 'mental' kabarnya. Kita juga lagi usahain kerja sama dengan perangkat desa," ungkapnya kepada detikProperti, ditulis Kamis (7/12/2023).
Tak hanya itu, dar keterangan Salim, saat ini juga sudah ada beberapa yang melapor ke polisi terkait hal ini. Namun, masih belum ada titik terang.
"Sudah (lapor polisi) pihak lain (korban lain) juga banyak yang lapor, tapi infonya mental semua (tidak lanjut), di pengadilan juga begitu," katanya.
Salim mengungkapkan, dari seorang advokat memberikan saran untuk meminta uang kembali setelah ada developer lain yang mengambil alih perumahan tersebut. Istilahnya alih developer, kata Salim. Akan tetapi, hingga saat ini masih belum ada titik terang akan hal tersebut. Tak muluk-muluk, Salim hanya berharap uangnya bisa kembali ke dirinya.
"Harapannya sih rumah terjual, ada developer baru (yang mau beli), dan uang kembali. Karena kalau lanjut tinggal di situ sudah tidak ada minat," ujarnya.
Dari keterangan Salim, saat ini ada beberapa rumah yang sudah terbangun di perumahan GMV, Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Akan tetapi, hanya beberapa saja yang sudah terbangun. Ia mengatakan, di sana juga ada sekitar 60 KK yang menempati rumah tersebut, namun mereka tidak membayar angsuran sampai ada itikad baik dari developer.
"Sudah ada yang menempati. Infonya sekitar 60 KK dan di sana pun yang sudah nempatin rumah nahan angsuran sampai nunggu developer-nya muncul dan adanya itikad baik. Jadi yang sudah dapat rumah pun mereka nggak mau bayar angsuran," ungkapnya.
"Rumahnya sudah ada yang jadi, cuman beberapa blok lah, beberapa baris. Finishing ada yang udah, ada yang udah siap terima kunci. Dan jalannya gitu, hancur semua cuma yang di depan aja yang dibeton, ke dalamnya becek," tuturnya.
Sebagai informasi, pada saat pembelian rumah tersebut, Salim memang belum memiliki rumah sendiri. Ia masih tinggal bersama dengan orang tuanya di Bekasi. Kini, ia menyebutkan sudah memiliki tempat tinggal sendiri di Bekasi.
Sebelumnya diberitakan, Salim membeli rumah di perumahan syariah GMV, Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Ia sudah membayar DP dan mencicil rumah, namun tak kunjung mendapatkannya.
Hal itu diungkapkan olehnya melalui video di akun TikTok @kurniasalim24. Video tersebut sudah ditonton 2,7 juta kali, disukai lebih dari 30 ribu kali, ada lebih dari 2.900 komentar, dan lebih dari 1.000 kali dibagikan.
(abr/zlf)
