Paul McCartney Protes Penggunaan AI Pakai Lagu Hening
Lagu tersebut diberi judul Bonus Track, berdurasi 2 menit 45 detik, dan tidak berisi apa pun. Tidak ada melodi, tidak ada vokal, tidak ada instrumen, benar-benar kosong.
Trek ini akan hadir khusus di rilisan vinyl untuk album Is This What We Want? yang dijadwalkan rilis 8 Desember 2025. Versi digital album ini sebenarnya sudah keluar sejak Februari lalu, dan seluruh isinya hanya berupa rekaman ambience dan suara latar studio.
Proyek album tersebut, memang dibuat sebagai bentuk protes simbolik terhadap meningkatnya penggunaan karya musisi oleh perusahaan-perusahaan AI tanpa izin, terutama setelah munculnya usulan perubahan aturan hak cipta di Inggris.
Menurut Rolling Stone, dikutip pada Rabu (19/11/2025), keheningan pada trek McCartney dimaksudkan sebagai gambaran masa depan sepi bagi para musisi jika AI dibiarkan mengambil karya mereka tanpa aturan yang jelas.
Dalam wawancara dengan BBC, McCartney sebelumnya juga mengungkap ketakutannya terkait nasib musisi muda dalam era AI.
"Ada banyak musisi muda yang menciptakan lagu-lagu indah, tapi karya itu bukan jadi milik mereka. (Karena AI) Siapa pun bisa mengambilnya begitu saja," kata McCartney.
Ia menambahkan kegelisahan terkait pendapatan para pencipta lagu di tengah banjir musik buatan teknologi.
"Seharusnya uang itu tidak lari ke raksasa teknologi entah di mana. Ada yang dibayar. Kenapa bukan orang yang susah payah menulis Yesterday yang dapat bayarannya?" lanjutnya.
Album Is This What We Want? melibatkan banyak nama besar lain, mulai dari The Clash, Kate Bush, Hans Zimmer, Billy Ocean, Cat Stevens, hingga Damon Albarn.
Semua keuntungan penjualannya akan disalurkan ke Help Musicians, badan amal yang mendukung musisi di Inggris.
(dar/wes)











































