Obituari

Baek Se-hee Berpulang: Menulis Itu Terapi Penyembuhan

Tia Agnes Astuti
|
detikPop
Penulis Korea Baek Se-hee Meninggal Dunia
Penulis asal Korea, Baek Se-hee meninggal dunia. Foto: Dok.Instagram Baek Se-hee
Jakarta - Tujuh tahun yang lalu, gak ada buku yang ceritain sudut pandang pasien mental health dan berani menuliskannya secara blak-blakan. Permasalahan mental masih jadi tabu dan jarang dibicarakan di Korea Selatan.

Di Indonesia, buku yang serupa juga belum pernah muncul. Saat Baek Se-hee menulis I Want to Die But I Want to Eat Tteokbokki rilis dan ditermejahkan oleh penerbit Haru ke dalam bahasa Indonesia di awal pandemi COVID-19 pada 2020, bukunya melesat tajam.

Baek Se-hee menulis dalam bahasa ringan, sehari-hari, dan terdengar suara tulusnya di mata pembaca. Ia adalah seorang pasien distimia, depresi kronis yang bersifat ringan namun berkepanjangan. Sebelum menulis buku yang bergaya esai, ia lebih dahulu berjuang melawan distimia selama lebih dari satu dekade.

Sebelum menulis, ia sudah bekerja di perusahaan penerbitan selama 5 tahun. Menulis pun dianggapnya sebagai salah satu terapi penyembuhan selain rutin beraktivitas sehari-hari.

"Saya berpikir sepertinya yang mengidap penyakit mental bukan cuma saya saja ya, tapi ada orang yang mengalami cerita ini. Awalnya saya berharap ada yang membaca tulisan di blog saya," kata Baek Se-hee saat jumpa pembaca Festival Buku Asia yang dihadiri redaksi detikpop pada 2020.

Awalnya, ia menulis di blog. Tanpa alasan rumit, perempuan kelahiran Seoul tahun 1990 itu cuma ingin ceritanya jadi hiburan dan semangat bagi orang lain.

"Saya berpikir gimana kalau ceritanya jadi buku," ucapnya. Ide itulah melahirkan dua buku yang pecah banget sampai diterjemahkan dan terbit ke 25 negara.

Dari catatan pasien antar psikiater itulah, ia merasa menemukan kesembuhan. "Ternyata banyak nih yang seperti saya, jadi saling menguatkan dari rasa kesepian, depresi, yang perlahan-lahan jadi menghilang," ucapnya.

Setelah bukunya rilis di Korea, netizen banyak yang mengkritik tulisan Baek Se-hee karena menjual kesedihan. Dia pun mendapat stigma negatif, tapi suatu hari salah satu personel BTS, RM, merekomendasikan buku ini di media sosialnya.

Hyunjin Stray Kids juga merekomendasikan buku I Want to Die But I Want to Eat Tteokbokki saat Vlive. Leader Seventeen, S.coups, juga menyarankan hal sama saat fansign.

Bagi masyarakat yang sering nonton drakor, Tteokbokki dikenal sebagai hidangan kue beras khas Korea Selatan yang terfavorit. Hidangan ini yang juga paling disukainya. Suatu hari, ia terasa ingin mengakihiri hidupnya, namun gak lama kemudian Baek Se-hee merasa lapar.

"Saya berpikir untuk merencanakan kematian saya sendiri, tetapi saya lapar dan makan tteokbokki. Saya merasa bersalah karena berpikir saya masih bisa makan tteokbokki ketika saya ingin mati, padahal rasanya itu hal yang wajar untuk dilakukan," katanya.

Dalam buku pertamanya, ia menuliskan, "Saya bertanya-tanya tentang orang lain seperti saya, yang tampak baik-baik saja di luar tetapi membusuk di dalam, di mana kebusukan itu adalah keadaan samar di mana saya tidak baik-baik saja dan tidak hancur pada saat yang bersamaan."

Kini, Baek Se-hee telah berpulang. Sampai sekarang belum diketahui penyebab kematiannya namun sepertinya anak kedua dari tiga bersaudara ingin kepergiannya berdampak bagi orang lain. Sebelum meninggal, ia sempat menulis sebuah wasiat dengan mendonorkan 5 organ tubuhnya kepada pasien yang membutuhkan.

Selamat jalan, Baek Se-hee...




(tia/dar)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO