.webp)
Merayakan Seni dan Desain di Kemang
Layaknya sebuah 'pesta', ICAD selalu memadukan antara karya seni, desain produk, dan berbagai medium yang ada. Sejak awal berdiri, ICAD selalu mengambil tempat di Kemang khususnya grandKemang Hotel.
Festival Director ICAD, Edwin Nazir mengatakan setiap tahunnya mereka selalu menghubungkan antara seni dan desain. Tahun inni tema bumi sebagai lingkungan pun jadi penghubung.
Baca juga: ICAD 2025 Dibuka, Lukisan SBY Jadi Spotlight |
"Bumi berinteraksi dengan masyarakat, dengan semuanya. Karya-karya itu berhubungan dengan masyarakat dan aktivisme, misalnya saja karya seni seniman thailand yang memakai bahan daur ulang, diubah jadi fashion yang fine art," ucapnya saat diwawancarai redaksi detikpop di grandKemang Hotel, Jakarta Selatan, pada Kamis (9/10).
 Pengunjung menikmati karya seni di pameran Indonesian Contemporary Art and Design (ICAD) 2025 di grandKemang Hotel, Jakarta, Jumat (10/10/2025). Tahun ini, ICAD merayakan edisi ke-15 dengan skala yang lebih besar dan megah. Foto: Grandyos Zafna/detikcom |
Gak cuma itu saja, ada juga Kreaby studio kreatif berbasis di Jakarta yang fokus pada seniman autistik, menghadirkan karya tentang pentingnya ruang hijau di kota. Gevi Noviyanti bersama Arka Kinari membagikan temuan mereka tentang laut yang masih kerap dieksploitasi.
Menurut Edwin Nazir, Kemang jadi kawasan yang berpotensi dan terbilang unik. Ada rumah eksotik, gang-gang sempit yang berbaur normal dengan bar dan masjid.
"Semuanya ada di Kemang, yang menurut kami pembaruan yang menarik. Desain, arsitektur, memang semuanya ada di Kemang. Kemang punya potensi sebagai distrik seni dan desain, lingkungan yang menarik untuk dikunjungi. Karena potensi itu, yuk kita (ICAD) mulai," terangnya.
Selain itu, ICAD punya sejumlah instalasi yang menarik buat ditelisik. Ada Suluk Manugal karya seniman Harry Suliztiarto yang ada di bagian luar hotel. Karya sang seniman menggunakan medium balok, papan kayu, katrol besi, tali, kawat, lonceng kuningan, gabah, dan karung.
 Pengunjung menikmati karya seni di pameran Indonesian Contemporary Art and Design (ICAD) 2025 di grandKemang Hotel, Jakarta, Jumat (10/10/2025). Tahun ini, ICAD merayakan edisi ke-15 dengan skala yang lebih besar dan megah. Foto: Grandyos Zafna/detikcom |
Ada juga karya seni instalasi Tribute to Junk Food karya seniman Syakieb Sungkar. Dalam instalasi dengan medium resin, kayu, dan kanvas berukuran 600 x 800 sentimete. Dia nampilin dua karakter parodi bertubuh gemuk tengah meleleh.
Gimana tertarik buat menyambangi ICAD 2025?
(tia/tia)
