Die My Love, Cinta Membusuk sampai Seks yang Kehilangan Makna

Film ini bukan sekadar drama psikologis biasa, ini seperti melihat seseorang yang perlahan kehilangan kendali atas hidupnya. Bareng Robert Pattinson, Lawrence jadi Grace, seorang ibu muda yang hidupnya jungkir balik setelah pindah dari New York ke pedesaan sunyi bersama suaminya, Jackson.
Di tempat terpencil itu, Grace mulai berjuang dengan kesehatan mentalnya, terutama setelah kelahiran anak mereka. Dalam satu adegan yang bikin dada sesak, dia mengaku hampa banget.
"I'm stuck between wanting to do something and not wanting to do anything at all," katanya.
Kalimat itu mewakili perasaan yang sering gak bisa dijelaskan oleh banyak ibu baru yang mengalami depresi pascamelahirkan. Tapi sutradara Lynne Ramsay, bilang, jangan buru-buru mengkotakkan film ini cuma tentang postpartum depression.
Katanya, Die My Love lebih besar dari itu. Film garapannya ini tentang cinta yang perlahan membusuk, seks yang kehilangan makna, dan berbagai kejenuhan lain.
Dalam wawancara bareng The Hollywood Reporter, Jennifer bilang punya anak mengubah segalanya. Dia menggambarkan pengalaman jadi ibu sebagai sesuatu yang brutal dan luar biasa. Menurutnya, punya anak bikin dia lebih peka terhadap emosi.
Robert Pattinson juga setuju. Aktor yang kini punya anak satu dengan Suki Waterhouse itu bilang kalau jadi ayah membuatnya merasa lebih utuh dan menghidupkan kembali gairahnya terhadap akting.
Dia juga memuji Lynne Ramsay, sang sutradara, yang menurutnya mampu menciptakan suasana di set yang penuh kepercayaan, sampai para aktor bisa kehilangan rasa takut dan benar-benar lebur ke dalam peran.
"Kamu gak tahu mau dibawa ke mana, tapi kamu percaya sepenuhnya pada arahan sutradara," katanya.
Buat yang belum tahu, Die, My Love diadaptasi dari novel karya Ariana Harwicz yang dirilis pada 2012. Kisahnya mengguncang soal cinta, kewarasan, dan tubuh seorang perempuan yang gak lagi jadi miliknya sendiri.
Judul asli novel ini di bahasa Spanyol adalah Matate, amor. Harwicz menggunakan gaya narasi yang patah-patah, seperti potongan pikiran yang keluar satu demi satu.
Itu bikin pembaca seperti nguping ke dalam kepala tokoh utama, bukan sekadar mengikuti cerita dari luar. Gaya bahasanya tajam, kadang bikin gak nyaman. Harwicz ingin membuat pembaca terganggu supaya ngerasain apa yang tokohnya rasakan.
Cerita ini juga punya banyak elemen gelap dan metaforik. Ada binatang, kekerasan, perabaan batas antara manusia dan hewan yang semuanya menambah kedalaman suasana psikologis cerita.
Novel ini berlatar di pedesaan Prancis, jauh dari kota, dengan alam yang luas, pepohonan, ruang-ruang kosong, suasana yang mendukung rasa keterasingan dan kesunyian tokoh utama.
Tokoh utama merasa asing di lingkungan itu, merasa gak cocok, merasa terkekang dalam peran rumah tangga. Dari awal dia sudah digambarkan dengan pikiran-pikiran gelap. Bayangan pisau di tangan, keinginan untuk membunuh, kehampaan batin.
Dia punya bayi, tapi peran sebagai ibu terasa berat baginya. Ada keretakan antara dorongan emosional dan kenyataan sehari-hari mengurus rumah, hingga hubungan dengan suami.
Dia merasakan haus seksual, keinginan dilihat. Tapi suaminya tampak gak mampu memenuhi kebutuhan emosional dan keseimbangan psikologisnya.
Konflik makin tajam ketika dia terlibat dengan seorang pria lain, perselingkuhan menjadi salah satu jalur keluarnya. Ketidakpahaman lingkungan pedesaan yang menyudutkan ikut mendorong ketegangan yang terus meningkat menuju titik pecah.
Setelah lebih dari satu dekade, Mubi akhirnya resmi mengakuisisi hak distribusinya, dan filmnya ini siap tayang di bioskop mulai 14 November 2025.
(nu2/ass)