One Battle After Another: Revolusi Tidak Akan Mati
EDITORIAL RATING
AUDIENCE RATING

Sinopsis:
Apa yang lebih menyeramkan daripada protes dan melawan pemimpin yang fasis? Mempunyai anak di bawah kepemimpininan pemimpin yang fasis. Bob Ferguson (Leonardo DiCaprio) dulu bukan bapak-bapak pemalas seperti sekarang yang pekerjaannya adalah mabuk dan membakar ganja.
Dulu dia adalah pemeran penting dalam grup revolusioner bernama French 75. Dia adalah ahli bom. Bob yang mempunyai sebutan "Ghetto Pat" adalah orang yang bertanggung jawab atas dinamit dan ledakan yang meramaikan protes French 75.
![]() |
Semuanya berubah ketika Perfidia Beverly Hills (Teyana Taylor), partner sekaligus suara French 75 yang lantang, meninggalkan bayi dan menolak untuk menjadi ibu rumah tangga.
Kemudian ada Kolonel Lockjaw (Sean Penn). Ia sedang "didekati" oleh kelompok berkuasa rasis yang dengan enteng mengatakan bahwa selain kulit putih, sisanya adalah keset. Lockjaw ditawari untuk masuk organisasi prestisius yang tidak sembarang orang mendapatkan posisi ini.
Ketika Lockjaw ditanya apakah dia mempunyai rahasia yang buruk, Lockjaw mengatakan dengan mudah bahwa ia hidup dengan jujur. Masalahnya adalah darii awal film ini dibuka, Lockjaw terpikat oleh Perfidia Beverly Hills.
Maka Lockjaw memerintahkan anak buahnya untuk mencari dua orang yang bisa membongkar rahasianya: Bob Ferguson dan anaknya, Willa Ferguson (Chase Infiniti). Dan aksi kejar-kejaran pun dimulai.
Review:
Sinopsis di atas adalah gambaran singkat betapa chaos-nya One Battle After Another, film terbaru maestro Paul Thomas Anderson. Selain aksi kejar-kejaran, film ini menampilkan begitu banyak hal yang akan membuat penonton mana pun merasa déjà vu: imigran yang dipenjara, "perang" antara warga melawan polisi, bunker rahasia, para suster pemegang senjata dan berbagai lorong rahasia.
![]() |
Tapi jangan khawatir, film ini adalah salah satu blockbuster paling menghibur yang bisa kamu saksikan saat ini. 'Diadaptasi' dari novel karya Thomas Pynchon-menggunakan tanda petik karena Paul Thomas Anderson hanya meminjam sedikit dari buku tersebut-film ini terasa sangat relevan meskipun sumber aslinya diterbitkan 35 tahun yang lalu.
One Battle After Another adalah film Paul Thomas Anderson yang paling accessible untuk diterima penonton umum tapi sekaligus yang paling personal. Film ini mempunyai banyak rasa. Ini adalah respons seorang pembuat film terhadap situasi politik Amerika saat ini.
Baca juga: Swiped: Cerita Si Pembuat Dating Apps |
One Battle After Another mungkin tidak memperlihatkan secara gamblang setting tahun ini tapi gambar-gambar yang hadir di layar terasa sangat relevan. Rasisme, politikus yang rela melakukan apa saja untuk kepentingannya sendiri, imigran yang harus mengendap-ngendap untuk selamat.
Ini hanya beberapa hal yang dihadirkan dalam film ini. Tapi pada saat yang bersamaan, film ini juga merupakan surat cinta Paul Thomas Anderson kepada anaknya-yang seperti karakter Willa adalah campuran. Sampai saat ini, Paul Thomas Anderson berhasil membuat kisah-kisah yang tak terlupakan.
Dari perjalanan seorang bintang film porno dalam Boogie Nights, kaleidoskop kemanusiaan dalam Magnolia, hubungan manusia dengan sistem keagamaan dalam The Master sampai kisah cinta remaja dalam Licorice Pizza. Tapi dari semua film itu, One Battle After Another mungkin adalah karya Paul Thomas Anderson yang berhasil menggabungkan sisi melankoli dan manic-nya pada produk yang sama.
Film ini adalah sebuah perayaan tentang hidup yang luar biasa meriah. Ia meledak-ledak ketika menggambarkan keseruan menolak sistem atau kejar-kejaran. Tapi ia juga tidak takut untuk tampil rapuh. Terutama momen-momen antara Bob dan Willa.
Dan seperti film-film Paul Thomas Anderson yang lain, ia selalu tahu memilih aktor yang tepat untuk memerankan karakter-karakter dalam filmnya. DiCaprio-pertama kalinya berkolaborasi dengan Anderson-tidak ragu-ragu untuk mempermalukan dirinya.
Ia melumat adegan dramatis dan komedi dengan mudah. Benicio del Toro akan membuatmu berharap karakternya adalah orang beneran. Chase Infiniti seperti ditakdirkan untuk melahirkan Willa Ferguson di depan kamera. Dan Sean Penn memainkan Lockjaw seakan-akan besok kiamat.
![]() |
One Battle After Another adalah salah satu akting terbaiknya dan saya tidak akan heran kalau ia akan memenangkan Oscar atas permainannya di film ini. Disaksikan di layar raksasa IMAX, One Battle After Another adalah sebuah hadiah untuk para pecinta
film.
Gambar Michael Bauman lebih dari gagah untuk membuat siapa pun terpukau. Detailnya tajam dan rasanya seperti menyaksikan film zaman dulu-alias rasanya seperti menyaksikan film yang masih diputar dengan seluloid.
Dengan editing yang begitu mulus-hampir tiga jam tapi rasanya seperti cuman dua jam-dan musik yang menggemparkan dari Jonny Greenwood, One Battle After Another adalah hiburan sekaligus karya seni terindah yang bisa kamu saksikan sekarang.
Revolusi dan hidup tidak pernah terlihat semempesona ini.
Genre | action, thriller |
Runtime | 162 minute |
Release Date | 24 September |
Production Co. | Ghoulardi Film Company |
Director | Paul Thomas Anderson |
Writer | Paul Thomas Anderson |
Cast | Leonardo DiCaprio as "Ghetto" Pat Calhoun / Bob Ferguson Sean Penn as Col. Steven J. Lockjaw Benicio del Toro as Sergio St. Carlos Regina Hall as Deandra Teyana Taylor as Perfidia Beverly Hills Chase Infiniti as Willa Ferguson |