Sambangi JICAF, Merayakan Seni Visual 'Naik Level' Lebih Tinggi

Tia Agnes Astuti
|
detikPop
Jakarta Illustration and Creative Arts Fair (JICAF) 2025
JICAF 2025 berlangsung di The Space, Senayan City, Jakarta. Foto: Tia Agnes/ detikcom
Jakarta - Bayangin kamu bisa mengoleksi artwork tanpa harga puluhan sampai ratusan juta namun sudah bisa memajangnya dengan indah di dalam rumah. Bagi generasi muda yang dicap sebagai artsy people, jadi seorang kolektor seperti 'pungguk merindukan bulan'. Pengin ngoleksi karya seni, tapi kok harganya gak kejangkau. Mau beli, tapi masih ada kebutuhan lainnya.

Emang sih, harga sebuah artwork yang dilihat-lihat di galeri seni atau event sebesar art fair, harganya puluhan sampai ratusan juta rupiah. Predikat 'kolektor' karya seni pun sebatas angan.

Tapi rasa gelisah artsy people bakal berubah saat menyambangi Jakarta Illustration and Creative Arts Fair (JICAF). Kamu bisa mengoleksi karya seni dengan harga ratusan ribu rupiah, yang tentu saja ada sertifikat asli sang seniman, ada merchandise limited edition yang artsy hingga art toys yang lagi ngetren.

JICAF bukan sekadar sebuah art fair. Di edisi ketiganya, JICAF hadir lebih besar dan spektakuler dengan kurasi 80 seniman dari 7 negara di area The Space, Senayan City, Jakarta Pusat.

Co-Founder dan Fair Director JICAF, Sunny Gho, cerita awalnya yang mendaftar di sistem open call ada 700 seniman dari 25 negara. Karyanya diseleksi oleh 10 tim kurator yang disebut Board of Curator dari lintas disiplin, ada Sheila Dara (bidang film), Isyana Sarasvati (musik), Windi Salomo (kurator seni independen), hingga desainer art toys kenamaan.

Jakarta Illustration and Creative Arts Fair (JICAF) 2025Jakarta Illustration and Creative Arts Fair (JICAF) 2025 Foto: Tia Agnes/ detikcom

Dari ratusan itulah, dipilih jadi 312 seniman lalu diseleksi lagi hingga yang dipamerkan sekarang.

"Selama dua tahun ini, kita sudah punya demografi nih dan melihat apa yang disukai. Usia 25-44 tahun itu usia produktif awal bekerja tapi kesulitan mengoleksi karya seni. Spend puluhan juta untuk satu lukisan kayaknya gak mungkin, nah peluang itu yang kami lihat dan terbukti di JICAF pertama. Perasaan mengoleksi karya seni dengan harga terjangkau itu tervalidasi," ungkap Sunny Gho sebelum opening saat diwawancarai.

Di awal penyelenggaraan, ada 10 ribu karya yang dipamerkan secara silih berganti. Tahun ini, festival yang mengusung tema New Heights naik lagi jadi 45 ribu. "Kita mau ilustrator naik kelas, kolaborasi sama mereka juga gak sendirian tapi ramai-ramai. Lintas industri, dengan musik, brand. Kita juga ajak bareng-bareng agar seni visual di Indonesia naik kelas," tegasnya.

"Kalau ditanya positioning kami, orang suka datang ke Art Jakarta tapi gak bisa beli. Di sini, harga terjangkau tapi gak murahan. Artwork yang tersertifikasi," tuturnya.

Sejak awal penyelenggaraan, JICAF sudah bertujuan ingin bawa seni visual ke level yang lebih tinggi lagi.

Bayangkan kamu bisa membeli artwork street artist asal Bali, Yessiow, yang sudah mendunia dengan harga Rp 1 juta ke bawah. Atau art print ciptaan seniman asal Yogyakarta, Wulang Sunu, yang sudah keluar-masuk galeri seni dengan harga Rp 1,2 juta sampai ratusan ribu rupiah. Ada juga art print ciptaan Ardneks yang seukuran A3 seharga Rp 169 ribu. Semuanya tersertifikasi asli dari para seniman.

Jika Art Jakarta adalah tier pertama high end buat orang-orang yang 'sanggup' membelinya dan tier terbawah adalah art market atau bazar yang ada setiap bulannya, maka benar omongan Sunny Gho. JICAF mengambil peluang di antara tier tersebut dan menjangkau pasar yang gak berhasil diambil dua kategorinya.

"Yang tadinya datang ke Art Jakarta dan di sana melihat kemahalan, jadi saya melihat posisinya ada di tengah. Tier kedua ini, saya nyebutnya sebagai decorative art," ujarnya.

Di akhir obrolannya, ia sebenarnya ingin semua orang yang datang ke JICAF masuk dengan senyuman dan keluar dengan senyum pula serta hati yang penuh. "When the world is little heavy and art can be joy, dan itu yang jadi dasar penyelenggaraan JICAF tahun ini," tukas pria yang juga berprofesi sebagai colorist di Marvel dan DC Comics tersebut.


(tia/pus)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO