Resep dan Inovasi Disney Jadi Game Changers

Asep Syaifullah
|
detikPop
Disney dikabarkan bakal kembali melakukan PHK. Ini menjadi ketiga kalinya perusahaan tersebut melakukan PHK besar-besaran dalam waktu dekat.
Foto: Firas Abdullah/Anadolu Agency via Getty Images
Jakarta - Kalau kita ngebahas soal visual efek dalam film, semuanya pasti setuju penemuan green atau blue screen ngebikin industri jadi beda banget. Persaingan kreatif jadi makin seru dengan lahirnya inovasi tersebut, tapi itu aja gak cukup dan Walt Disney nemuin cara buat jadi pendobrak.

Mereka memakai sodium vapor process yang mana merupakan spektrum warna kuning yang sangat spesifik dengan wavelength 589 nm. Karena hal ini, mereka membutuhkan filter khusus yang membuatnya bisa ditangkap di kamera yang membuat Disney memiliki inovasi dinamakan prisma.

Cuplikan adegan dalam film Mary Poppins (1964).Cuplikan adegan dalam film Mary Poppins (1964). Foto: Dok. Walt Disney

Pada era 1950-an dengan membuat kamera khusus, mereka memilih memodifikasi sebuah kamera Technicolor yang memakai dua film dengan aspek rasio 1.85:1.

Kenapa dinamakan prisma? Karena memiliki dua filter yang dibentuk seperti prisma yang akan membagi dua gambar yang ditangkap kamera menjadi black and white, serta berwarna.

Ajaibnya lagi, semua warna yang dihasilkan di sini tak berubah sama sekali, meskipun mereka harus disinari cahaya kuning dari sodium vapor process yang membuat proses editing penggabungan gambar lainnya jadi lebih mudah.

Sebagai gambaran, pengaplikasian teknologi ini diterapkan pada film Mary Poppins. Di sana Dick Van Dyke bisa memakai dasi dan kaus kaki biru dalam sebuah adegan tanpa khawatir properti itu menjadi transparan di kamera. Bahkan pemakaian warna kuning masih aman dilakukan karena mereka hanya mengeliminasi warna kuning yang spesifik.

Untuk menghadirkan efek ini, si aktor harus berada di depan layar putih yang disinari cahaya kuning dari lampu uap natrium, sebagaimana nama prosesnya, yakni sodium vapor.

Tak seperti teknik blue screen yang membutuhkan film khusus agar bisa mendapatkan efek itu, metode ini justru bisa dilakukan dengan apa saja karena modifikasi dilakukan pada kameranya. Sebuah teknologi yang membuat banyak orang tercengang, bahkan hingga saat ini.

Gambar rol film Marry Poppins sebelum diedit dan setelahnya.Gambar rol film Marry Poppins sebelum diedit dan setelahnya. Foto: Dok. Disney

Mereka tetap membuat gambar terlihat tajam dengan kedalaman yang luas yang banyak dikeluhkan pada penggunaan blue screen yang bahkan menyebabkan efek halo. Untuk contohnya betapa mengagumkannya teknologi itu terlihat pada tudung yang digunakan oleh Julie Andrews dalam Mary Poppins yang meski menerawang tapi tak membuat background yang ditempel terlihat aneh.

Teknologi ini pula yang membuat Disney mendapatkan piala Oscar dalam kategori Best Visual Effect, Best Actress, Best Film Editing, Best Original Music Score dan Best Original Song pada 1965.

Lalu jika memang teknologi tersebut begitu canggih kenapa gak dipakai sampai sekarang?

Sayangnya hanya ada satu kamera dengan prisma saja yang berhasil dibuat dan bertahan sampai saat ini. Belum ada yang membuat replika atau memperbanyak kamera tersebut, meskipun sudah digunakan selama lebih dari 40 tahun untuk beberapa film seperti The Birds dari Alfred Hitchcock, Pete's Dragon karya Don Chaffey dan Don Bluth hingga The Black Hole karya Gary Nelson.

BTS dari serial The Mandalorian.BTS dari serial The Mandalorian. Foto: Dok. Lucas Films

Sebenarnya, saat ini juga masih memakai konsep tersebut. Namun, tak lagi menggunakan prisma magic tersebut. Benda itu sudah menjadi peninggalan bersejarah untuk perusahaan tersebut dan hanya disimpan saja.

Kini, mereka membuat teknologi baru sebagaimana ditulis di laman resmi The Walt Disney Company, dilansir pada Kamis (21/8/2025), Industrial Light & Magic (ILM) Stage Craft mengembangkan teknologi yang lebih immersive di mana mereka membuat background yang bisa mengikuti gerak kamera dan juga menyesuaikan perspektifnya serta pergerakan aktor. Sehingga membuatnya seperti benar-benar berada di lingkungan tersebut.

Inovasi ini tak hanya membantu aktor untuk bisa mengeluarkan emosinya akting tanpa green screen, tapi juga memudahkan proses syuting tanpa harus menghadapi tantangan cuaca dan lainnya serta mengirit waktu produksi. Teknologi ini juga diterapkan pada beberapa serial terbaru Star Wars dan Marvel.

"Kalau dipikir soal legacy Disney: Bambi, Fantasia, Dumbo. Kita selalu berada di garda terdepan industri hiburan sejak 1940. Disney dan ILM benar-benar memberikan kemajuan untuk industri," Supervisor ILM Visual Effect.


(ass/pus)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO