Sumber Dana Merah Putih: One For All

Asep Syaifullah
|
detikPop
Merah Putih: One For All
Salah satu adegan di trailer film merah putih one for all Foto: Dok. Perfiki Kreasindo
Jakarta -

Jadi gini, pas trailer Merah Putih: One For All nongol, banyak yang langsung ngehubungin titik-titiknya. Temanya kebangsaan, tayang mepet 17 Agustus, dan punya budget katanya sampai Rp 6,7 miliar.

Otomatis muncul dugaan, wah ini mah pasti proyek 'seseorang'. Tapi ternyata gak. Sama sekali bukan.

Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Irene Umar, udah ngomong terang-terangan kalau Kemenparekraf, gak ngasih bantuan dana, gak nyuntik modal, bahkan gak kasih fasilitas promosi buat film ini. Jadi kalau ada yang mikir ini film orderan negara buat momen kemerdekaan, katanya enggak!

"Kami (Kementerian Ekonomi Kreatif) tidak memberikan bantuan finansial dan tidak memberikan fasilitas promosi," tulisnya di Instagram Stories dikutip Senin (11/8).

Irene menjelaskan, keterlibatan pihaknya kala itu, hanya audiensi saja untuk mendengar keluhan dari para pelaku industri agar bisa mendapatkan masukan balik.

"Hal ini selalu saya lakukan di setiap audiensi dengan semua pihak, supaya setiap audiensi saya bisa mendengar langsung dari pelaku industri dan memberikan feedback based on my experience. Semua pejuang Ekraf itu bebas berkarya selama memberi dampak positif," ujarnya.

Ternyata dananya datang dari Perfiki Kreasindo, ini semacam organisasi yang isinya para produser film. Cara mereka ngebiayain film ini pakai model patungan, alias beberapa anggota asosiasi nyumbang bareng-bareng. Jadi gak ada satu investor tunggal yang keluar duit segunung, melainkan rame-rame iuran buat nutup biaya produksi.

Perfiki Kreasindo ini sendiri bukan BUMN, apalagi lembaga pemerintah. Mereka ada di bawah naungan Yayasan Pusat Perfilman H. Usmar Ismail, sebuah yayasan nirlaba yang memang fokus memajukan perfilman nasional. Jadi meskipun temanya nasionalis banget, ini proyek internal dari orang-orang industri film, bukan duit negara yang dibelanjain.

"Ini sumbangsih kami, biayanya juga kami gotong royong. Jadi semua termasuk dubber dan kru kita gak pake orang-orang yang top. Kalau kita pakai orang-orang yang sudah punya nama, dari mana kita bisa kasih mereka apresiasi. Kita urunan gotong royong sama mereka yang punya niat, nah gotong royongnya jangan salah juga. Kita bukan gotong royong dalam bentuk uang, tapi effortnya," ungkap sutradara Merah Putih: One For All, Endiarto saat hadir di detikpagi.

Nah, kenapa dugaan itu sempat kenceng, karena biasanya, proyek film dengan tema nasionalisme yang tayangnya pas momen kemerdekaan memang sering ada sentuhan dana 'seseorang'. Apalagi kalau budgetnya miliaran, orang pasti curiga.

Ditambah lagi muncul kabar soal pembelanjaan aset murah dari Daz3D, yang katanya dipakai di trailer. Daz3D itu platform yang jualan aset 3D siap pakai, mulai dari karakter, properti, sampai environment. Semacam lego digital yang bisa langsung dipake di software animasi. Tapi gak perlu menghabiskan duit segitu juga sih.

Soal pemakaian aset murah, itu urusan kreatif dan strategi produksi mereka. Bisa aja memang sengaja pilih cara cepat dan hemat supaya film bisa jadi tepat waktu, apalagi film ini baru mulai dikerjain Juni 2025 dan target tayang Agustus 2025. Deadline-nya gila-gilaan.

Tapi sekali lagi, sampai detik ini gak ada bukti kalau ada duit negara yang masuk. Semua informasi resmi bilang ini proyek swasta, dikerjain dengan modal patungan Perfiki Kreasindo. Adakah sosok yang lagi mantau aja di belakang, just in case nanti sukses, baru mengklaim?

"Kami berharap ada pihak formal dan non-formal men-support kami. Tapi gak ada sepeserpun duit yang turun. Semua dari dana pribadi," tegas Endiarto.

Saksikan Live DetikSore:




(nu2/ass)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO