1000 Men and Me: Bukti Sulitnya Batasi Pornografi

Hal serupa juga terjadi di Inggris baru-baru ini. Dilansir dari The Guardian, Senin (4/8/2025), lembaga sensor negara tersebut gagal menghalau konten dari bintang porno Bonnie Blue. Padahal mereka akan mengusulkan undang-undang yang melarang konten-konten berjenis barely legal.
Mereka pun membuat gebrakan lewat gugus tugas pornografi independen, yang diluncurkan bulan lalu oleh anggota parlemen Konservatif Gabby Bertin, muncul sebagai tanggapan atas penayangan film dokumenter di Channel 4 berjudul 1000 Men and Me: The Bonnie Blue Story.
Program tersebut bercerita tentang si bintang porno selama enam bulan dan memuat klaimnya telah berhubungan seks dengan 1.057 klien selama 12 jam. Konten ini pun jadi sorotan dan sejumlah perusahaan terkena imbasnya.
Visa dan Smirnoff termasuk di antara sejumlah perusahaan yang telah menarik iklan daring dari layanan streaming film dokumenter tersebut, setelah meninjau kontennya. Film tersebut dikecam oleh komisioner hak anak untuk Inggris, Dame Rachel de Souza, karena dianggap mengagungkan dan menormalkan pornografi ekstrem.
Film dokumenter ini juga menampilkan cuplikan Tia Billinger, nama asli Bonnie Blue, di sebuah kelas yang sedang bersiap untuk merekam pesta seks dengan sekelompok model berseragam sekolah; para penampil mengakui bahwa mereka dipilih karena terlihat sangat muda.
Lady Bertin mengatakan ia berencana untuk mengajukan amandemen terhadap RUU kejahatan dan kepolisian pada musim gugur untuk melarang platform daring mengunggah konten apa pun yang dapat mendorong pelecehan seksual anak, termasuk pornografi yang direkam oleh orang dewasa yang berpakaian seperti anak-anak.
![]() |
"Konten ini sudah melewati batas. Kami akan mencoba mengatasi aspek 'barely legal' ini melalui undang-undang," ujarnya.
"Dia telah menjadi sangat sukses; dia sudah dewasa dan hubungan seksnya dilakukan atas dasar suka sama suka, jadi mungkin tidak merugikannya, tetapi berpotensi menimbulkan dampak buruk bagi orang-orang yang menganggap hal ini sebagai perilaku normal," tambahnya.
Sementara itu de Souza menyayangkan konten tersebut yang sudah merusak perjuangan orang-orang terhadap pornografi anak-anak selama bertahun-tahun.
"Kini, film dokumenter ini berisiko membawa kita selangkah lebih mundur dengan mengagungkan, bahkan menormalkan hal-hal yang menurut anak muda menakutkan bagi saya. Konten Bonnie Blue menampilkan kekerasan terhadap perempuan sebagai hiburan dan membiarkan gagasan seksis bahwa perempuan 'lebih rendah' daripada laki-laki merajalela," tutur Dame Rachel de Souza
Channel 4 sebenarnya hanya menampilkan dokumenter persiapan untuk adegan di kelas, alih-alih rekamannya sendiri. Klip yang memperlihatkan Bonnie Blue berhubungan seks dengan lebih dari 1.000 pria ditampilkan dengan sensor, tetapi program tersebut tetap dikritik luas karena mempromosikan pornografi dan tak memberikan himbauan bahwa itu adalah sebuah hal yang salah.
(ass/dar)