Freeport Dukung Musisi Muda Papua Rambah Panggung Dunia

PTFI memberikan dukungan penuh kepada kedua kelompok musik tersebut mengangkat musik etnik Papua yang dinamis berpadu dengan nuansa jazz dalam International BNI Java Jazz Festival 2025. Mereka tampil pada hari kedua festival jazz terbesar di Asia ini yang berlangsung di JIExpo, Jakarta, Sabtu (31/5).
"PTFI juga mengajak para mahasiswa Papua dari Jabodetabek dan beberapa komunitas seni Papua hadir dan merasakan langsung pengalaman, sekaligus berjejaring dalam sebuah festival musik bertaraf internasional," kata Presiden Direktur PTFI Tony Wenas dalam keterangan tertulis, Minggu (15/6/2025).
Tony Wenas mengatakan bahwa partisipasi ini bukan hanya bentuk apresiasi terhadap musik. Tapi perusahaan juga bakal terus mendorong pemberdayaan dan memperkuat komunitas seniman Papua, serta membawa kekayaan warna musik khas Timur Indonesia ke panggung dunia.
"Musik adalah bahasa universal yang dapat menyuarakan keberagaman budaya. Melalui Java Jazz, kami ingin membuka akses yang lebih luas bagi seniman Papua untuk menampilkan karya mereka di ajang berskala internasional, sekaligus memperkenalkan kekayaan budaya dan kreativitas dari Papua kepada audiens yang lebih luas," ujar Tony.
Dia menambahkan kehadiran PTFI di festival musik jazz yang telah berusia 20 tahun ini juga untuk mengkampanyekan pentingnya tembaga dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam musik. Tembaga yang merupakan produk utama PTFI, terdapat dalam berbagai instrumen musik.
"Tembaga punya peran besar dalam kehidupan sehari-hari termasuk di dunia musik. Mulai dari alat musik seperti saxophone, trombon, dan terompet (yang mengandung 50-85% tembaga), peralatan sound system dan lighting, hingga ponsel yang digunakan untuk mengabadikan momen konser," ungkap Tony.
Dia mengatakan tembaga telah digunakan sejak 10.000 tahun sebelum Masehi dan hingga kini masih menjadi komponen utama dalam perangkat modern.
"Dari bangun tidur hingga kembali tidur, kehidupan kita tak lepas dari peranan tembaga. Di balik panggung Java Jazz, tembaga hadir dalam bentuk instrumen musik, perangkat teknologi, hingga sistem penerangan. Tembaga adalah jantung dari inovasi," tutur Tony.
"PTFI sebagai perusahaan pertambangan tembaga terintegrasi hulu-hilir terbesar di dunia, berperan penting menjadikan Indonesia sebagai salah satu produsen tembaga terbesar secara global. Selain itu, PTFI juga berkomitmen untuk bertumbuh bersama masyarakat Papua melalui penerapan praktik pertambangan berkelanjutan dan pelaksanaan program sosial yang berdampak nyata," sambungnya.
Terkait penampilan dua grup band di atas, Papua Original tampil memukau dengan lagu-lagu bernuansa etnik Papua yang berpadu apik dengan soul, funk, dan pop. Lagu Dapapopero menghentak di awal penampilan disambut riuh tepuk tangan penonton. Status & Apuse menyusul setelahnya, disambung dengan Amabusurya dan No Woman No Cry.
Tak hanya itu, Papua Original sukses mengajak semua penonton Java Jazz menari Yospan atau Yosim Pancar lewat lagu berjudul Asaibori dan Tambatan Cinta. Adapun Papua Original diisi personel Vien Reyes, Dommy, dan Acel.
Yospan adalah sebuah tarian pergaulan khas dari Papua yang sangat populer di kalangan masyarakat, terutama anak muda. Tarian ini mencerminkan semangat kebersamaan, keceriaan, dan kekayaan budaya Papua.
"Kami bersyukur bisa tampil di panggung sebesar Java Jazz. Perjalanan bermusik kami tak lepas dari dukungan Freeport Indonesia yang yakin bahwa kami dapat lebih memperkenalkan keindahan Papua melalui alunan nada yang sarat akan kearifan lokal Papua. Papua itu indah, Papua itu kaya, Papua itu Indonesia," kata Vien Reyes.
Sementara itu, Morde Sawaki personel M.A.C mengatakan dapat tampil di panggung musik internasional dengan membawakan musik Papua adalah sebuah kesempatan yang luar biasa.
M.A.C menghangatkan sore saat festival mulai berlangsung dengan lagu-lagunya seperti Sa Trakan Bosan, Sa Coba Mo Lupa, Baku Bawa, dan tentunya hits Cuma Saya yang membuat penonton menghambur ke depan panggung, menari dan menyanyi bersama.
"Musisi Papua bisa memberikan warna lain dalam industri musik di Indonesia. Java Jazz menjadi langkah awal kami memasuki industri musik yang lebih luas, tentunya ini semua bisa terwujud atas dukungan dari sponsor khususnya terima kasih kepada Freeport Indonesia yang percaya pada potensi musik generasi muda Indonesia Timur, tanah Papua," tutup Morde. (akd/akd)