Yuki Kato bisa finish ajang maraton paling bergensi di dunia Chicago Marathon. Meski sempat dilanda rasa ragu, dia melawan semua overthinking hingga akhirnya berhasil lari sampai akhir.
Dalam persiapan buat Chicago Marathon, melatih fisik udah pasti. Tapi yang gak kalah penting adalah melatih mental.
Yuki Kato berlari bersama lebih dari 53 ribu orang dari seluruh dunia dalam ajang ini. Tekanan datang dari situasi dan kondisi tubuh yang lelah, hingga mental yang terus memaksa buat berhenti.
"Yang paling susah sih ngelatih mental ya, karena lawannya sama diri sendiri," kata Yuki Kato saat ditemui di kawasan Gambir, Jakarta Pusat, baru-baru ini.
Berlari sejauh 42,2 kilometer di Chicago Marathon tentunya bukan tanpa persiapan. Ia menjalani latihan intensif selama empat hingga lima bulan yang tidak hanya mencakup lari, tetapi juga latihan kekuatan untuk membangun daya tahan tubuh.
Perjuangan itu mencapai puncaknya saat Yuki berlari memasuki kilometer 30. Di titik ini, banyak pelari merasa energi terasa terkuras habis dan pikiran untuk menyerah mulai muncul.
"Aku tuh selalu problemnya di (km) 30. Udah tuh mental udah lemah banget. Langsung udah mulai gini, 'Kenapa ya gue?' 'Ngapain?' 'Apa sih yang dicari?' gitu," tutur Yuki Kato.
Melawan semua proses overthinking itu, Yuki Kato berhasil menyentuh garis finish. Dia akhirnya metik hikmah dari perjuangannya ini.
"Rasanya kayak kehidupan aja ya. Kayak kita misalnya senang, terus ada momen-momen tertentu kayak meragukan diri sendiri, tapi ternyata badan ini bisa bawa kita sampai ke garis finish ternyata. Kita mampu, guys," beber Yuki Kato.
Pengalaman ini tak membuatnya kapok. Sebaliknya, aktris keturunan Indonesia-Jepang itu justru merasa ketagihan dan sudah mulai mencari ajang maraton berikutnya.
"Pas udah ngelewatin finish tuh baru gini, 'bisa gue'. Menyenangkan sih. Kayak menjadi kayak self-reward aja ya kayaknya ke diri sendiri," pungkasnya.
(aay/mau)