Kunto Aji Tuntut Tanggung Jawab Artis di DPR: Konsekuensi Perbuatan

Febryantino Nur Pratama
|
detikPop
Kunto Aji memainkan sejumlah lagu di panggung Pestapora, Jakarta, Jumat (23/9/2022). Album mantra-mantra yang sering dibawakannya tetap membuat para penonton menangis haru.
Kunto Aji (Foto: Rifkianto Nugroho/detikcom)
Jakarta - Kunto Aji gak ragu kasih komentar soal gonjang-ganjing di DPR, terutama yang lagi ramai soal anggota dewan dari kalangan selebritas. Buatnya, status artis gak jadi alasan buat dapat perlakuan beda.

"Ya konsekuensi. Dengan apa yang mereka perbuat, mau itu artis mau itu siapa, sama aja sebenarnya. Udah jadi anggota dewan ya jadi anggota dewan," kata Kunto Aji.

Pernyataan itu ia lontarkan saat hadir di acara Seni Melawan Tirani di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Senin (1/9/2025). Menurut Kunto Aji, siapapun yang duduk di kursi legislatif harus siap tanggung jawab penuh, gak peduli latar belakangnya dari dunia hiburan atau bukan.

Soal isu penonaktifan beberapa anggota DPR dari kalangan selebritas seperti Nafa Urbach, Eko Patrio, dan Uya Kuya, Kunto Aji menilai hal itu jadi bukti publik menuntut akuntabilitas nyata.

"Tadi gue juga baru tahu soal nonaktif itu ternyata tidak ada sebenarnya, dan segala macamnya. Ya, harapan kita sih udah jelas: tuntutan kita untuk diganti, dicopot, kalau bisa ya mungkin dari partainya harus inisiatif dan pembenahan. Jadi ya itu masalah bahasa ya. Gue ikutin berita dulu aja deh akhirnya gimana," ungkapnya.

Di luar isu selebritas, Kunto Aji juga angkat suara soal maraknya aksi demo yang belakangan makin panas. Ia menilai masyarakat sekarang gak cuma berjuang menyuarakan aspirasi, tapi juga menjaga wilayahnya dari kelompok massa misterius yang bikin rusuh.

"Cukup percaya gitu seperti kejadian di Bekasi, masyarakat murni, masyarakat lokal, menghalau kelompok-kelompok massa yang tidak tahu datangnya dari mana," ucapnya.

Buat Kunto Aji, kejadian di Bekasi dan Pondok Gede jadi bukti warga masih punya kesadaran kolektif menjaga ketertiban.

"Jadi, sekarang justru malah jadinya tugas kita adalah untuk mempertahankan kota kita dari massa-massa yang kita tidak tahu asalnya dari mana. Kalau menyayangkan atau tidak, jelas sangat menyayangkan," tambahnya.

Kunto pun mengaku keresahannya soal kondisi sosial-politik sudah lama dipendam. Ia merasa sikap para pejabat yang bisa ngomong semaunya tanpa konsekuensi bikin masyarakat makin gerah.

"Keresahannya sudah menggunung sih istilahnya. Kita semua sudah merasakanlah selama bertahun-tahun ini, seperti yang saya sempat bilang tadi di sana bahwa pejabat-pejabat itu bisa ngomong apapun dan tanpa konsekuensi yang mereka hadapi. Seolah-olah itu, 'Ya gue gini, terus kalian bisa apa?' Itu kan gesture yang kita alami selama bertahun-tahun ini. Jadi, meledak lah, meledak pada saat dari tanggal 25 kemarin," bebernya.


(dar/dar)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO