Jejak Selebritas Childfree: Pilihan Hidup Nabrak Norma Reproduksi

Nugraha
|
detikPop
LOS ANGELES, CALIFORNIA - JUNE 02: Jennifer Aniston attends the Emmy FYC Event for Apple TV+s
Jennifer Aniston di Emmy FYC Foto: FilmMagic/Axelle/Bauer-Griffin
Jakarta - Awal Agustus biasanya identik dengan euforia kemerdekaan. Tapi di beberapa tempat, ada satu perayaan yang lebih senyap: International Childfree Day, setiap tanggal 1 Agustus.

Berawal dari Gerakan Kecil di AS

International Childfree Day berakar dari Amerika Serikat, tepatnya 1973, saat organisasi bernama National Organization for Non-Parents (NON) menginisiasi yang mereka sebut Non-Parents Day. Tujuannya waktu itu simpel, memberi ruang bagi orang-orang yang gak ingin punya anak, agar mereka gak terus-menerus dinilai atau disudutkan.

Dalam laporan TIME Magazine di tahun yang sama, disebutkan, bias budaya terhadap pasangan tanpa anak begitu kuat, hingga mereka sulit membuat pilihan tanpa dijatuhi hukuman sosial.

NON lalu berganti nama menjadi National Alliance for Optional Parenthood (NAOP) dan terus menyuarakan hidup tanpa anak bukanlah bentuk penyesalan, apalagi kelainan.

Lalu pada 2013, penulis dan peneliti bernama Laura Carroll menghidupkan kembali momen ini dengan nama baru, International Childfree Day. Carroll dan timnya juga mulai memilih Childfree Woman and Man of the Year untuk menyoroti sosok-sosok yang terbuka. Kini, perayaan ini dikelola oleh Childfree Media Ltd., dan makin dikenal secara global.

Selebritas yang Pilih Childfree

Semakin banyak figur publik yang bicara terbuka soal keputusan mereka untuk gak punya anak. Alasan mereka beragam, dari kesadaran lingkungan, kesehatan mental, sampai refleksi pribadi yang mendalam.

Miley Cyrus dalam wawancara dengan Elle Magazine (2019) bilang: "Kita diwarisi planet yang sudah rusak. Aku gak ingin mewariskan itu ke anakku. Sampai aku yakin bumi masih punya ikan di laut, aku gak akan menambah satu manusia lagi ke dunia ini."

Winona Ryder dalam wawancara bersama The Telegraph (2016) bercerita: "Aku pernah tanya ke ayahku, 'Gimana kalau aku gak bisa punya anak?' Dan dia jawab, 'Masih banyak cara lain punya anak dalam hidupmu.' Itu membuka pikiranku."

Oprah Winfrey, dalam People (2013), menyatakan dengan jujur, "Jika aku punya anak, mereka pasti akan membenciku. Karena sesuatu dalam diriku tahu bahwa aku gak akan jadi ibu yang bisa hadir penuh untuk mereka."

Jennifer Aniston, bikin surat terbuka ke di HuffPost (2016). Dia kesel karena dikabarkan lagi hamil. Lalu menulis: "Aku gak hamil. Tapi aku muak. Perempuan lengkap dengan atau tanpa pasangan, dengan atau tanpa anak. Kita berhak menentukan apa yang membuat kita bahagia."

Pilihan untuk childfree juga datang dari banyak aktor pria. Misalnya, Andrew Garfield, dalam wawancara dengan GQ (2022), sempat bilang dia dulu ingin jadi ayah muda, "Tapi hidup berjalan berbeda. Aku kehilangan ibuku, dan sejak itu aku merasa belum punya ruang emosional untuk jadi orang tua."

John Cena dalam Rolling Stone (2018) mengakui, "Aku mencintai anak-anak, tapi aku tahu betapa besar tanggung jawabnya. Aku belum siap mengorbankan gaya hidupku."

Pedro Pascal, saat ditanya soal julukannya sebagai "Internet's Daddy" di WIRED Autocomplete Interview (2023), menjawab, "Aku bukan ayah. Dan kayaknya gak akan jadi ayah juga."

Bagaimana dengan di Indonesia?

Selebgram Gita Savitri Devi pernah jadi perbincangan setelah melakukan live Instagram bersama suaminya pada 2023.

"Iya, buat gua beban. Buat lo, kan, bukan (tapi) anugerah. Buat gua beban makanya gua gak mau. And there's nothing wrong with it," ujar Gita di sesi live Instagram tersebut, Rabu (8/2/2023).

Indonesia tumbuh dari akar budaya patriarki. Makanya gak heran ada tekanan sosial yang berlapis. Banyak label yang sering ditempelkan pada mereka.

Salah satu kritik paling umum, dianggap hanya memikirkan diri sendiri, gak mau berkorban demi generasi berikutnya. Bahkan bisa dilihat sebagai bentuk penolakan terhadap peran mulia sebagai ibu atau ayah.

Pandangan bakal kesepian di masa tua juga sering muncul. Termasuk dalam banyak ajaran agama dan budaya, reproduksi dianggap bagian dari kodrat manusia. Makanya saat Gitasav bilang gitu, seperti bunyi alarm yang mengusik keheningan nilai-nilai lama.

Deputi Bidang Pengendalian Kependudukan, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga/BKKBN) Dr Bonivasius Prasetya Ichtiarto, S Si, M Eng, seperti dilansir dari detikHealth, mengatakan fenomena childfree banyak ditemukan di wilayah perkotaan.

"Kebanyakan di perkotaan memang. Tapi saya katakan masih kecil. Ini terpengaruh oleh media sosial. Jadi (semacam) tren," kata Boni saat ditemui agenda Press Briefing State of World Population (SWP) 2025, di kantor United Nations Population Fund (UNFPA), Jakarta Pusat, Kamis (3/7/2025).

Permasalahan seperti kesehatan, ekonomi, hingga trauma masa lalu juga bisa memicu pasangan enggan untuk memiliki anak.

Boni mengatakan, angka childfree di Indonesia masih tergolong sangat kecil, yakni kurang dari 0,01 persen. Meski begitu, fenomena ini tetap perlu diawasi agar gak berdampak pada penurunan angka fertilitas nasional yang menurut Sensus BPS menurun dalam lima dekade terakhir.


(nu2/ass)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO