Baru Lagi, P Diddy Digugat atas Tuduhan Kerja Paksa dan Ancam Pegawai

Dalam gugatan baru yang diajukan pada Kamis (6/3), salah satu karyawan mengklaim dipaksa berhubungan seksual dengan P Diddy karena ancaman tersebut. Laporan ini menambah panjang daftar tuduhan terhadap sang mogul hip-hop, yang kini masih mendekam di penjara sejak September 2024.
Baca juga: P Diddy Ditinggal Pengacara, Kenapa? |
Kasus ini mencakup berbagai entitas bisnis milik P Diddy, termasuk Bad Boy Entertainment, Combs Enterprises, dan Combs Global.
Menurut laporan yang dimuat Variety, jaksa menyebut P Diddy memaksa karyawannya bekerja dengan jam kerja yang gila-gilaan, tanpa cukup waktu istirahat. Selain itu, mereka diancam dengan berbagai konsekuensi psikologis, finansial, dan reputasi jika tidak menuruti perintahnya.
Tidak hanya itu, dakwaan juga menyoroti dugaan kekerasan fisik yang dilakukan Diddy kepada perempuan sejak 2009, termasuk memukul, meninju, menyeret, melempar benda, hingga menendang mereka.
Yang bikin makin mengerikan, beberapa staf disebut berperan sebagai perantara dalam kejahatan sang rapper. Mereka diduga membantu mengatur pesta seks dengan menyiapkan kamar hotel, zat terlarang, baby oil, pelumas, hingga membersihkan lokasi setelah acara berakhir.
Bahkan, para staf juga diduga ditugaskan untuk mengatur perjalanan bagi korban dan pekerja seks komersial, demi menutupi jejak kejahatan P Diddy.
Di tengah badai tuduhan ini, Marc Agnifilo, pengacara P Diddy, langsung membantah semua tuduhan tersebut.
"(Diddy) menantikan hari di pengadilan ketika semuanya akan jelas bahwa dia tidak pernah memaksa siapa pun untuk melakukan tindakan seksual yang bertentangan dengan keinginan mereka," tegas Agnifilo dalam pernyataannya.
Ia juga mengklaim banyak mantan karyawan P Diddy bersedia membelanya dan membuktikan bos mereka adalah sosok pemimpin yang menginspirasi.
Namun, terlepas dari bantahan itu, Diddy saat ini masih ditahan di Pusat Penahanan Metropolitan di Brooklyn dan akan tetap berada di sana hingga persidangan pidananya pada 5 Mei 2025.
(dar/tia)