Gak Cuma Ditelantarkan, Baim Cilik Harus Nafkahi 2 Adik Sambung

Baim, yang sebelumnya dikenal sebagai aktor cilik, baru-baru ini mengungkapkan betapa sulitnya ia dan adik sambungnya menghadapi kekurangan ekonomi. Sebab merak gak dinafkahi ayahnya, Halil Fuad Alkatiri.
Baim membeberkan, setelah bercerai dari ibunya, Halil menikah lagi dan dikaruniai dua anak dari pernikahan kedua. Sayangnya, pernikahan itu juga berakhir dan masalahnya tak berhenti di situ.
Baim mengungkapkan dia gak mendapatkan nafkah dari sang ayah. Lebih mengejutkannya lagi, adik sambungnya pun mengalami hal yang sama.
"Ketika aku gak dinafkahin, aku kayak, 'Ya udah,' adik-adikku masih dapet," ungkap Baim seperti dikutip dari Rumpi Trans TV.
"Yang aku tahu, adik-adikku udah gak dinafkahin juga. Ini udah keterlaluan nih," tambahnya dengan nada kecewa.
Karena gak mendapat dukungan finansial dari ayahnya, Baim Alkatiri menggantungkan hidup dari bisnis kambing dan parfum. Ia juga sesekali memberikan bantuan kepada adik-adiknya meskipun merasa itu bukan tanggung jawab utamanya.
"Aku jujur belum siap juga biayain mereka ya. Bukan aku gak mau, tapi bukan tanggung jawabku," jelas Baim.
Baim awalnya masih menunggu dengan harapan Halil akan berubah dan mulai bertanggung jawab. Namun, hal yang diharapkannya tidak terwujud dan malah Halil pergi ke Australia untuk bekerja.
"Mungkin dia bakal tanggung jawab nanti, dia sekarang udah kerja di Australia, minimal dia hubungi aku," ujarnya.
Kendati Baim telah berusaha menghubungi Halil, ia tidak mendapat respons yang diinginkan.
"Aku udah berusaha hubungi keluarga dia gak ada respons juga. Aku bilang 'tolong dong Abah suruh telepon'," lanjutnya.
Belakangan ini, Halil sempat menghubungi ibu sambung Baim Alkatiri dan mengirimkan sejumlah uang. Namun, Baim merasa itu belum cukup dan menginginkan itikad baik yang lebih konkret dari sang ayah.
"Setelah podcast yang viral kemarin, ayahku hubungi ibu sambungku sama adik-adikku," ungkapnya.
"Dan dia akhirnya transfer duit, walaupun kurang banget, tapi at least ada itikad baiknya."
(dar/wes)