.webp)
Ternyata, Matthew Perry Meninggal karena Suntikan Ketamin dari Asistennya
Pada Kamis (15/8), muncul laporan mengejutkan bahwa asisten pribadi Matthew Perry, Kenneth Iwamasa, ternyata menyuntikkan ketamin kepada sang aktor pada hari yang sama ketika ia ditemukan meninggal dunia pada 28 Oktober 2023. Waduh, kok bisa?
Menurut dakwaan yang dibacakan, Iwamasa bersama dengan empat terdakwa lainnya, termasuk dua dokter dan seorang pengedar narkoba, terlibat dalam kasus kematian akibat overdosis ketamin ini.
Bayangin aja, Iwamasa yang gak punya latar belakang medis, malah menyuntikkan ketamin berulang kali ke tubuh Matthew Perry.
Padahal, Perry diketahui sedang menjalani terapi ketamin untuk mengatasi depresi dan kecemasannya. Tapi, apa yang terjadi justru sebaliknya.
Ketamin yang disuntikkan oleh Iwamasa bersama tim medis ilegalnya ini malah membawa Matthew Perry pada akhir yang tragis.
Menurut laporan, dalam dua bulan terakhir hidupnya, Perry menerima sekitar 20 botol ketamin dengan harga mencapai US$55.000 atau sekitar Rp 867,5 juta. Uang sebanyak itu digunakan untuk barang yang akhirnya merenggut nyawanya.
Lebih parah lagi, dokter-dokter yang terlibat dalam kasus ini, Salvador Plasencia dan Mark Chavez, bahkan gak ragu-ragu menggunakan ketamin ilegal yang mereka dapat dari pengedar jalanan.
Sementara itu, si pengedar, Jasveen Sangha, sampai dijuluki The Ketamin Queen karena rumahnya penuh dengan botol ketamin, pil-pil terlarang, metamfetamin, dan kokain. Serem banget!
Matthew Perry ditemukan tak bernyawa di bak mandi air panas rumahnya di Los Angeles. Awalnya, kematiannya diduga akibat serangan jantung, tapi hasil autopsi mengungkap hal yang lebih mengejutkan.
Kematian Perry ternyata disebabkan oleh efek akut ketamin yang menyebabkan stimulasi kardiovaskular berlebihan dan depresi pernapasan.
Ini tentu saja membuat banyak orang syok, mengingat Perry sempat mencoba berbagai cara untuk melawan kecanduannya. Namun, kenyataan pahit berkata lain.
(dar/tia)
