Polisi Selidiki Lagi Misteri Kematian Matthew Perry Akibat Ketamin

Dicky Ardian
|
detikPop
MACAU - OCTOBER 07:   Actor Mathew Perry poses after the 2013 Huading Awards Ceremony at The Venetian on October 7, 2013 in Macau, Macau.  (Photo by Lam Yik Fei/Getty Images for Global Talents Media Group)
Matthew Perry (Foto: Lam Yik Fei/Getty Images for Global Talents Media Group)
Jakarta - Aktor Matthew Perry yang terkenal dengan perannya di sitkom Friends ditemukan meninggal dunia di rumahnya pada 28 Oktober 2023. Kematiannya diumumkan sebagai akibat overdosis ketamin, obat bius yang juga digunakan sebagai obat depresi.

Namun, baru-baru ini, Kepolisian Los Angeles dan DEA (Administrasi Penegakan Narkoba) kembali membuka penyelidikan terkait penyebab kematian Matthew Perry. Hal ini dilakukan karena ditemukan kejanggalan dalam hasil autopsi.

Meskipun autopsi menunjukkan adanya ketamin dalam darah Matthew Perry, dosisnya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan dosis yang ditemukan di perutnya.

Dari AFP, ketamin biasanya dimetabolisme dalam hitungan jam, sehingga tidak mungkin Matthew Perry masih memiliki dosis tinggi dalam darahnya 1,5 minggu setelah berhenti menggunakan obat tersebut.

Kejanggalan ini membuat pihak berwenang curiga ada pihak lain yang terlibat dalam kematian Matthew Perry. Mereka kini berusaha mencari tahu asal usul ketamin yang ditemukan dalam tubuhnya dan apakah ada orang lain yang memberikan obat tersebut kepadanya.

Sebelum meninggal, Matthew Perry diketahui sedang menjalani terapi infus ketamin untuk mengatasi depresi dan kecemasan. Pengobatan ini dilakukan di bawah pengawasan dokter.

Sebelumnya disebutkan hasil autopsi juga menunjukkan Matthew Perry mengonsumsi zat-zat lain selain ketamin. Matthew Perry tercatat mengonsumsi obat opioid seperti buprenorfin, yang digunakan untuk mengurangi rasa sakit dan membantu kecanduan opioid.

Selain itu, ia juga mengonsumsi Tamoxifen untuk pengurangan berat badan, obat diabetes, dan permen nikotin untuk membantu berhenti merokok.

Asisten Matthew Perry menyebutkan aktor tersebut bergantung pada obat-obatan selama bertahun-tahun untuk mempertahankan kualitas hidupnya.

"Di kamar tidur asisten, ada beberapa botol obat terbuka, kosong, dan terisi setengah yang diresepkan untuk almarhum, serta obat-obatan yang dijual bebas," tulis laporan tersebut.

"Vitamin, alat bantu pencernaan, dan stok berisi berbagai macam pil, tablet, kaplet, permen, dan penyegar napas," lanjutnya.

"Salep yang diresepkan, alat bantu pencernaan, dan obat kumur."

Seorang dokter pakar ahli saraf, dr. Bankole Johnson, menyatakan keheranannya atas resep obat-obatan yang diberikan kepada Matthew Perry, menyebutnya sebagai 'bencana'. Johnson menunjukkan memberikan ketamin kepada seseorang yang juga menggunakan buprenorfin adalah keputusan yang dapat menimbulkan risiko besar.

Dokter anestesi Matthew Perry, dr. Ataoin, juga menyatakan keheranannya dengan temuan senyawa-senyawa tersebut dalam tubuh aktor tersebut. Meskipun Matthew Perry sebelumnya telah menyatakan ketidaksukaannya terhadap terapi ketamin, hasil autopsi menunjukkan bahwa tingkat ketamin yang tinggi dalam darahnya adalah faktor utama dalam penyebab kematian akut.


(dar/wes)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO