.webp)
Stand Here Alone dan Tresno Tipe-X Ubah Luka Jadi Tawa dengan Kura-Kura
Sulit rasanya menutup mata dari lagu terbaru Stand Here Alone (SHA). Bertajuk Kura-Kura, single ini mempertemukan band punk asal Bandung itu dengan Tresno, vokalis legendaris Tipe-X, dalam kolaborasi yang terdengar ringan tapi menyimpan kejujuran yang pelan-pelan menusuk.
Di balik nadanya yang riang, Kura-Kura bukan sekadar lagu patah hati biasa. Lagu ini justru merangkum pengakuan jujur bahwa cinta tak selalu berakhir dengan cara yang gagah atau heroik.
Kadang berakhir lucu, getir, bahkan absurd-seperti kisah seorang pria yang harus menerima kenyataan ditinggal kekasihnya demi seseorang yang, entah kenapa, digambarkan berwajah seperti kura-kura.
Namun di situlah kekuatan lagu ini. Stand Here Alone dan Tresno memilih untuk tidak meratap. Mereka mengubah duka menjadi tawa, dan kecewa menjadi alasan untuk bernyanyi lebih kencang. Kura-Kura terasa seperti ajakan untuk tidak terlalu keras pada diri sendiri, bahkan saat cinta pergi dengan cara yang rasanya tak masuk akal.
Dengan lirik dan pendekatan yang sederhana, lagu ini hadir sebagai pengingat bahwa kita tak harus selalu larut dalam kesedihan. Dunia sudah cukup riuh tanpa perlu ditambah keluh kesah berlebihan.
Kura-Kura terasa seperti teman lama yang menepuk bahu dan mengajak berdamai: tidak semua janji harus ditepati, tidak semua cinta mesti berakhir bahagia, dan tidak semua luka harus disembuhkan-beberapa cukup ditertawakan.
Lewat proyek Album Nusantara, Stand Here Alone juga memperlihatkan sisi lain dari punk dan ska. Bukan melulu soal perlawanan, tapi juga soal kelapangan hati.
Kura-Kura menjadi pernyataan lembut bahwa kehilangan bisa seindah pertemuan, bahwa humor adalah selimut paling hangat untuk hati yang pernah robek, dan bahwa hidup, sekejam apa pun, masih pantas ditertawakan.
(dar/dar)
