Makna dan Lirik Lagu (Nantikan Ku Kan) Pulang, Monolog Rindu Anca Leksmana
Single ini bukan sekadar karya musikal, tapi juga sebuah surat rindu. Anca menuangkan kehilangan terdalamnya ke dalam lirik dan melodi, mengenang sosok kakak yang menjadi tokoh penting dalam hidup dan karier bermusiknya.
"Kita tumbuh dan dewasa bersama, seorang kakak laki-laki yang selalu jadi pelindung dan sahabat buatku. Dia yang ngenalin aku ke musik, dia yang ngenalin aku band, diajak reguler-an ke mana-mana dan kasih pengalaman yang banyak di dunia musik," ujarnya.
Di dalam lagu, Anca menyampaikan monolog yang personal, tentang ruang kosong, kesendirian, dan cahaya yang hilang. Lirik, "Bila ku tanpa kamu bagai malam gelap tanpa bintang," menjadi inti emosinya, simbol sosok sang kakak adalah terang yang tak tergantikan.
Ia juga membagikan cerita paling menyentuh di balik proses kreatif lagu ini.
"Mas ku selalu bawa drumnya kemana-mana dan sebelum masku meninggal itu dia ngasih drum itu ke aku dan sekarang ada di studioku. Setelah dia meninggal aku nggak kuat untuk masuk studio... namun ketika aku beranikan diri untuk masuk, mengalir begitu saja lirik ini dan terciptalah lagu ini," tuturnya.
Secara musikal, "Nantikan Ku Kan) Pulang bergerak dalam balutan pop ballad modern yang lembut dan melankolis. Piano sendu, aransemen minimalis, dan ruang hening yang luas membuat lagu ini terasa seperti percakapan paling jujur dari hati yang sedang berduka.
Dibantu producer Fifan Christa / Atlesta dan Ezra Mandira pada gitar, single ini menjadi penanda kematangan Anca, bukan hanya sebagai musisi, tapi sebagai storyteller emosional yang berani membuka lukanya.
Baca juga: Top 10 Lagu Natal Terpopuler Sepanjang Masa |
Lirik (Nantikan Ku Kan) Pulang - Anca Leksmana
Nantikan ku kan pulang
Sendiri ku disini
Tanpa dirimu lagi
Berharap tanpa henti
Menanti sebuah pasti
Terdiam tak lagi berkata
Hilang tanpa aba aba
Bila aku tanpa kamu
Bagai malam gelap tanpa bintang
Ku tenggelam di dalam kelam
Bila aku tanpa kamu
Tiada lagi terang yg kan datang
Ku tenggelam semakin dalam, dan sepi
Serpihan swara hati
Berharap kau kembali
Terdiam tak lagi berkata
Hari ke hari
Bagai rindu tak henti
Bayang wajah mu kunanti
Hari ke hari
Tanpa kamu disisi
Tak pernah harap ku
Terhenti
Nantikan ku kan pulang
(dar/dar)











































