Iran Blokir Akun Instagram Beberapa Penyanyi Gegara Konten Kriminal
Dalam beberapa hari terakhir, dilaporkan bahwa sejumlah akun Instagram milik penyanyi wanita di Provinsi Mazandaran telah ditutup, memicu kekhawatiran tentang pembatasan ruang berekspresi secara daring.
Menurut laporan media lokal (via Iran International pada 26 Oktober) akun milik para penyanyi wanita terkemuka di kawasan tersebut, termasuk Mandana Akbarzadeh, Azadeh Kebriya, Zeinab Berimani, dan Fatereh Hamidi, kini tidak dapat diakses.
Baca juga: Disebut Terlalu Seksi, Denada Balas Begini |
Ketika mencoba mengunjungi halaman tersebut, pengguna akan menemukan pesan tegas yang berbunyi: "Halaman ini telah diblokir karena produksi konten kriminal."
Selain itu, pihak berwenang menambahkan peringatan keras, "Peringatan: Aktivitas kriminal pengguna sedang diawasi," menunjukkan pengawasan ketat terhadap konten online.
Tindakan keras ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan oleh pemerintah Iran untuk membatasi visibilitas dan aktivitas vokalis wanita, yang penampilannya di depan umum, baik itu bernyanyi maupun menari, telah dilarang sejak Revolusi Islam pada 1979.
Republik Islam secara ketat memberlakukan hukum syariah, termasuk kewajiban berhijab bagi wanita. Meskipun ada larangan resmi, para penyanyi wanita Iran telah menunjukkan semangat menentang.
Mereka terus mencari cara kreatif untuk berbagi karya seni mereka, baik melalui pertemuan pribadi, pertunjukan underground rahasia, maupun memanfaatkan platform media sosial seperti Instagram.
Salah satu kasus yang sempat menjadi sorotan global adalah Zara Esmaeili. Tahun lalu, video Esmaeili menyanyikan lagu "Back to Black" milik Amy Winehouse menjadi viral dan mendapat perhatian luas.
Namun, tak lama setelah videonya menyebar pada bulan Juli, Esmaeili ditangkap pada 1 Agustus, menunjukkan risiko yang dihadapi oleh para seniman penentang.
Pembatasan terhadap seniman wanita telah meningkat secara signifikan sejak gelombang protes nasional yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini pada 2022.
Banyak artis wanita secara terbuka menyuarakan dukungan mereka terhadap gerakan protes, yang menuntut kebebasan yang lebih besar.
Baca juga: Tatami: Hitam Putih Iran Vs Israel |
Dampaknya, beberapa artis telah ditangkap atau dilarang dari kegiatan profesional. Penolakan artistik, di mana musik dan seni menjadi sarana untuk menyuarakan perbedaan pendapat, telah menjadi ciri khas gerakan protes di Iran.
Musisi pria terkenal pun turut menjadi sasaran, dengan nama-nama seperti Shervin Hajipour, Mehdi Yarrahi, Saman Yasin, dan Toomaj Salehi menghadapi penangkapan karena peran mereka dalam memobilisasi perbedaan pendapat melalui seni.
Penutupan akun-akun Instagram ini mengirimkan sinyal kuat bahwa otoritas Iran semakin memperketat kontrolnya terhadap ruang digital dan menargetkan individu yang menggunakan platform tersebut untuk mengekspresikan diri secara artistik yang dianggap bertentangan dengan norma-norma yang ditetapkan negara.
(ass/nu2)











































