Duo Ajo Kolaborasikan Rap dan Punk di Lagu Minang Yo Kah Tu Piaman

Ada Denny Caknan, Happy Asmara, Via Vallen, dan Gilga Sahid membawa lagu berbahasa Jawa dengan aliran musik popdut, dangdut, dan ambyar. Kemudian ada Silet Open Up, Juan Reza, dan Faris Adam musisi dari Indonesia bagian timur membawakan lagu dengan bahasa mereka yang akhirnya viral dan digandrungi.
Duo Ajo yang digawangi Ajo Buset dan Ajo Wayoik muncul dengan menghadirkan karya musik yang terbilang unik dan berani. Lagu berjudul Yo Kah Tu Piaman memadukan dua genre berbeda, yakni rap dan punk dengan sentuhan bahasa Minang dan Inggris dalam satu komposisi.
Kolaborasi tak biasa ini digarap di studio RF milik Rafi Mahaldi, dan menghadirkan nuansa baru dalam dunia musik Minang modern.
Suara parau khas punk rocker berpadu dengan gaya rap Minang diharapkan jadi nuansa baru yang segar dalam dunia musik daerah.
Dalam keterangannya, Senin (13/10/2025), Ajo Buset mengungkapkan ide kolaborasi ini sudah lama direncanakan bersama Ajo Wayoik.
"Kalau cuma bikin karya biasa-biasa saja, duet ini gak akan menggigit. Jadi kami ingin benar-benar membuat karya yang matang dan berbeda," katanya.
Proses produksi lagu ini disebut cukup panjang karena banyak revisi yang dilakukan demi mendapatkan hasil terbaik. "Kami bolak-balik ke studio, tapi tidak masalah. Yang penting hasilnya memuaskan dan membawa warna baru," tambahnya.
Sementara itu, Ajo Wayoik, yang dikenal sebagai dosen dan kreator konten budaya Minang, menuturkan lagu Yo Kah Tu Piaman berisi pesan kuat tentang kekayaan budaya Piaman (Pariaman).
"Piaman itu bukan hanya Tabuik atau Basapa. Banyak aspek budaya lain yang menarik untuk diperkenalkan. Lewat lagu ini kami ingin menampilkan keistimewaan Piaman dari sisi lain," jelas Aji Wayoik.
Meski dikenal sebagai akademisi, Ajo Wayoik tak menampik kecintaannya pada musik punk.
"Saya memang dosen, tapi saya suka street punk. Ini cara saya menyalurkan energi dan kreativitas," ujarnya sambil tertawa.
Video klip Yo Kah Tu Piaman digarap oleh Baim dan Teguh, dua videografer muda asal Piaman. Proses pengambilan gambar juga melibatkan penari dan pesilat lokal yang menampilkan kekayaan budaya Minangkabau dalam visual yang enerjik.
"Kabupaten dan Kota Pariaman memang sudah terpisah secara administratif, tapi masyarakatnya tetap hidup dalam kultur yang sama. Tak akan terpisahkan sampai kapanpun," kata Ajo Buset.
Piaman selama ini dikenal lewat tradisi lelaki bajapuik, Tabuik, dan Basapa di makam Syekh Burhanuddin. Namun, lewat lagu ini, Duo Ajo ingin menunjukkan kalau budaya Piaman jauh lebih luas dan penuh potensi kreatif.
"Kami ingin memperkenalkan sisi lain budaya Piaman kepada dunia. Lewat musik, kami berharap generasi muda bisa semakin bangga dengan identitasnya," tutupnya.
Lagu "o Kah Tu Piaman rencananya akan dirilis di Instagram dan facebook Duo Ajo bersama video klipnya dalam waktu dekat. Duo Ajo juga berencana aktif memproduksi konten komedi dan budaya lewat akun kolaborasi mereka sebagai media edukasi dan hiburan.
(pus/dar)