Misi Basboi Mengubah Masa Sulit Menjadi Karya Musik yang Autentik

Pingkan Anggraini
|
detikPop
Basboi kembali dengan mini-album PARAH MAX, menggambarkan perjalanan hidupnya yang penuh tantangan.
Foto: Dokumentasi Basboi
Jakarta - Setelah tiga tahun sejak merilis album debut Adulting for Dummies pada 2021, Basboi akhirnya kembali menuangkan perasaan dan cerita dari masa sulitnya ke dalam mini-album (EP). So, EP nya kali ini adalah PARAH MAX, yang ia wujudkan menjadi karya musik penuh ekspresi.

Inspirasinya datang dari perjalanan hidup Basboi yang penuh tantangan, mulai dari pembatalan album kedua yang sudah berjalan separuh jalan, situasi ekonomi yang lesu, hingga berbagai persoalan personal dan sosial yang membuatnya merasa dunia sedang berjalan tidak sesuai harapan.

Lewat PARAH MAX, Basboi tidak hanya membagikan cerita, tetapi juga merayakan momen kekacauan sebagai bagian dari hidup yang layak diakui dan diterima. Ia mengolah rasa dan merespons situasi tersebut dengan cara yang paling ia kenal, lewat musik, tertera dalam keterangan pers, Kamis (14/8/2025).

Salah satu momen paling personal dalam EP ini tercermin melalui lirik lagu "Parah Max" yang berbunyi:

"Kota ini indah, penuh berjuta kesan. Semua rebutan bicara, tapi tak punya pesan. Sungguh manis di mulut, cantik nian di lisan. Ular dalam selimut, pagar makan tanaman."

Lirik ini menggambarkan suasana batin Basboi dalam mencoba memahami kenyataan yang gak selalu sejalan dengan ekspektasi, baik dalam kehidupan pribadi maupun sosial.

Berisi enam lagu yaitu Muqaddimah Sendirian, We Out, Shopping Spree, Parah Max, dan Rest Baby Rest, mini-album ini memadukan materi lama dan baru.

Dua di antaranya, yaitu Muqaddimah dan Shopping Spree, merupakan karya yang awalnya disiapkan untuk album kedua yang batal dirilis. Sementara itu, empat lagu lainnya ditulis sebagai respons terhadap masa transisi yang telah dilalui Basboi.

Dalam proses produksi, Basboi bekerja sama dengan sejumlah kolaborator seperti Kareem Soenharjo (BAP), CVX, Fat Rorry, Concerto, dan Mildwave (Panji Wisnu dari The Panturas).

Proses mixing dan mastering digarap oleh Reonaldi Jessup alias Erik Soto, yang sebelumnya juga terlibat dalam album pertama Basboi.

Melalui mini-album ini, Basboi tidak menawarkan solusi atas situasi sulit, tetapi ingin mengajak pendengar untuk mengakui perasaan yang hadir bersama berbagai perubahan fase dalam hidup. Ia melihat kekacauan sebagai ruang untuk jeda dan memulai kembali.

PARAH MAX sudah dirilis di seluruh digital streaming platform mulai 13 Agustus 2025. Selain rilisan digital, Basboi juga menyiapkan rangkaian showcase, merchandise eksklusif, serta tur yang akan berlangsung sepanjang tahun ini.




(pig/ass)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO