Kevin Yosua Trio Cetak Sejarah, Tampil Memukau di Festival da Jazz Swiss

Trio yang digawangi oleh Kevin Yosua (bass), Hansen Arief (drum), dan Rio Manuel (piano) ini berangkat ke Swiss dan tampil di panggung utama. Sebelum tampil di sana, mereka lebih dulu mengikuti jazz camp intensif bersama para musisi jazz legendaris dunia.
Bagi para personel, pengalaman ini terasa berkesan. Bisa belajar langsung dari idola yang selama ini hanya bisa mereka dengarkan lewat karya, menjadi sebuah kebahagiaan yang tak terkira.
"Saya pribadi senang banget. Gak sangka kita bisa main di sana. Yang bikin senang lagi, kita ada intensif masterclass sama orang-orang yang kita kagumi, ternyata kita bisa satu kelas bareng dan jadi mentor kita," ujar Kevin dalam keterangan pers, Senin (4/8/2025).
Perasaan serupa juga dialami oleh sang drummer, Hansen Arief. Ia berkesempatan dimentori langsung oleh salah satu drummer jazz legendaris yang menjadi panutannya sejak lama. Baginya, belajar langsung dari sang maestro adalah pengalaman yang tak ternilai.
"Mentor drum itu salah satu favorit saya dari dulu. Saya dengarkan terus rekamannya. Dia salah satu legenda jazz juga, sih. Bertemu dia benar-benar berbeda, belajar sama OG-nya nih begini," ungkap Hansen.
Puncak dari perjalanan mereka adalah penampilan pada malam itu, selama kurang lebih 45 menit, Kevin Yosua Trio menyajikan repertoar yang memukau penonton. Respons yang mereka terima melampaui ekspektasi.
Ada momen permintaan encore dan itu terjadi secara spontan loh. Mereka awalnya merampungkan enam lagu, yaitu I Should Care, Nite Mist Blues, Time After Time, All Too Soon, Feelings, dan Yours is My Heart Alone.
"Host tanya 'lo masih punya lagu gak? Ya sudah bawakan saja'. Sebenarnya ada beberapa pilihan. Tapi kayaknya moodnya My Romance (Richard Rodgers) enak nih, jazz standard juga kan, jadi lebih engaged ke mereka juga," jelas Kevin.
Di balik euforia tersebut, para personel merasakan perbedaan mendasar, antara penampilan di luar negeri dan di Indonesia, terutama dalam hal apresiasi.
Menurut Kevin, audiens di Eropa yang telah lama terpapar jazz memiliki cara yang berbeda dalam menghargai musik dan musisinya.
Di balik decak kagum dan tepuk tangan meriah penonton Eropa, tersimpan kisah perjuangan mandiri Kevin Yosua Trio.
Menurut mereka, talenta musisi Indonesia tidak kalah bersaing, bahkan lebih kaya secara budaya dibandingkan musisi luar negeri. Namun, yang menjadi pembeda adalah ekosistem pendukung jazz di Tanah Air dengan di luar negeri.
Kevin Yosua Trio berharap agar komunitas musisi jazz di daerah juga bisa lebih dihidupkan. Kevin kini tengah menggalakan jazz camp, dengan harapan ekosistem jazz di daerah bisa lebih dihidupkan dan bisa maju.
"Secara kolektif kita harus membangun komunitas jazz di daerah, supaya ekosistem jazznya jalan. Kalau enggak, agak susah. Makanya saya dan teman-teman, bikin jazz camp," tutur Kevin.
(pig/dar)