Whisnu Santika Ajak Musisi Stop Kompetisi dan Mulai Kolaborasi

"Dunia musik itu luas. Kita gak perlu rebutan panggung. Justru kalau kita kolaborasi, semua bisa naik bersama," kata Whisnu dalam keterangan pers, Selasa (24/6/2025).
Pernyataan ini bukan sekadar slogan. Ia mengimplementasikan gagasan tersebut secara nyata dalam rilisan lagu terbarunya Are You Ready, sebuah proyek kolaboratif bersama Akeey dan Liquid Silva (Kanada), yang dirilis lewat label internasional Spinnin Records.
Lagu Are You Ready gak cuma menjadi anthem pesta dengan beat menghentak, tapi juga manifesto kreatif. Berhenti bersaing, mulai berjejaring.
Menurut Whisnu, terlalu banyak talenta Indonesia yang bertarung sendiri-sendiri, alih-alih memperkuat satu sama lain. Ia menyebut kolaborasi sebagai jalan cepat untuk memperluas pasar, memperkaya karya, dan memperkuat identitas musik Indonesia di kancah global.
Salah satu bentuk nyata pendekatan ini adalah keberaniannya menyentuh ulang lagu-lagu populer seperti Mangu dari Fourtwnty dan Bagaimana Kalau Aku Tidak Baik-Baik Saja milik Judika, ke dalam versi elektronik yang emosional namun tetap berakar.
"Saya percaya lagu pop Indonesia bisa berdetak di klub malam. Tinggal kemasannya kita ubah," lanjutnya.
Proyek Lov3, kolaborasi bersama Sorn, memperluas cakupan visi Whisnu ke pasar Asia Tenggara. Lagu ini dikembangkan secara strategis sebagai karya cross-market yang menyatukan unsur pop Korea, produksi EDM, dan nuansa lokal.
"Target saya bukan cuma orang Indonesia, tapi juga audiens di Bangkok, Seoul, bahkan Ibiza," ungkapnya.
Whisnu juga menegaskan bahwa genre Indonesian Bounce, yang ia pionirkan sejak awal kariernya, kini bukan hanya identitas suara, tetapi juga semangat kolektif. Dengan semangat keterbukaan tersebut, Whisnu berharap lebih banyak musisi Indonesia, baik pop, dangdut, hip hop, atau indie, berani berkolaborasi di luar zona nyaman.
Di tengah gempuran musik luar dan tekanan algoritma digital, Whisnu memilih memperkuat jejaring lokal dan regional, bukan bersaing secara individu. Ia yakin lewat kolaborasi, musik Indonesia tak hanya bisa bertahan, tapi juga melompat lebih jauh ke panggung global.
Empat karya terbaru yang ia rilis sepanjang 2025 menjadi bukti nyata dari filosofi ini. Dan di balik dentuman beat dan hook yang catchy, ada pesan yang ingin disampaikan, kolaborasi bukan opsi, tapi fondasi masa depan musik Indonesia.
(pig/mau)