Seberapa Berpengaruh Eksistensi Vinyl dengan Musisinya?

Ya, penikmat musik saat ini lebih cenderung menyukai album fisik mulai dari kaset, CD, sampai piringan hitam atau vinyl. Mereka mengoleksi atau menjual kembali dengan harga yang bukan main.
Pergeseran sikap itu turut mempengaruhi para musisi nya yang kemudian sadar bahwa penjualan album fisik bisa menjadi alternatif mencari cuan. Soalnya, perilisan album fisik khususnya vinyl biasanya sangat terbatas sehingga harga semakin mahal.
Salah satunya album Matraman milik The Upstairs yang ternyata vinylnya laku keras. So, apakah penjualan dan eksistensi vinyl bisa menafkahi para musisi?
"Emang gue hidup dari album itu sih sampai sekarang. Gue udah dapet beberapa aset dari (album) itu. Tapi yang pasti, album itu sampai sekarang masih diminati, bahkan artwork-nya masih diburu sama penggemar," kata Jimi Multhazam, vokalis The Upstairs saat itu.
Album Matraman pertama kali dirilis pada 2004 oleh The Upstairs. Jimi menceritakan bagaimana tingginya permintaan saat perilisan vinyl tersebut.
"Sejujurnya gue kaget juga melihat album gue diapresiasi seperti itu. Orang sampai antri mengular di demajors buat dapetin album Matraman," ujarnya.
Yang lebih mengejutkan lagi, vinil tersebut sempat dijual hingga mencapai harga Rp 3 juta, padahal harga awalnya hanya sekitar Rp 350.000.
Gak cuma Jimi Multhazam aja, Bimbim Slank pun setuju vinyl adalah tempat untuk investasi.
"Aku melihat vinyl ini udah kayak kripto," kata sang drummer, Bimbim di kawasan Potlot, Jakarta Selatan, saat itu.
Menurut Bimbim, vinyl punya harga yang kerap melambung tinggi jika semakin lama disimpan. Alasannya karena karya musik itu otomatis menjadi legendaris dan langka.
Gak cuma itu aja, musisi yang merilis album dalam bentuk vinyl seringnya memproduksi dalam jumlah terbatas. Sehingga, tak semua penggemar bisa memiliki karya ini.
"Jadi makin naik gitu harganya. banyak orang beli album ini untuk invest. Biar makin panjang umur album itu makin mahal apalagi kalau belum pernah dicetak lagi albumnya," jelas Bimbim lagi.
So, gimana kalau menurut kamu?
(pig/dar)