Strictly Analog Ajak Nostalgia ke Era Jaya Vinyl dan Kaset

Acara yang bertujuan buat hidupkan lagi kecintaan terhadap vinyl dan teknik DJ cassette ini agar menularkan semangat yang sempat meredup. Sepanjang acara, musik jazz dan pop dari dekade 1970-an sampai 1980-an memakai peralatan analog vintage menambah suasana.
Para pengunjung bisa menikmati lagu-lagu dari Candra Darusman, Guruh Soekarnoputra, Ermy Kullit, Utha Likumahuwa, Sheila Majid, dan Fariz RM. Lagu-lagu klasik ini dibawakan dengan cara yang otentik, memberikan pengalaman musik yang kaya dan mendalam.
Tiga DJ yang membawa pengalaman analog ke level berikutnya ditampilkan oleh Andrean Wahyu, dengan teknik mixing yang presisi. Kalitan Selekta fokus pada DJ cassette, menawarkan perspektif unik dan keahlian dalam menggunakan kaset. Zafier, yang juga bermain dengan vinyl, menambahkan sentuhan dan kreativitasnya pada acara ini.
Pemimpin set vinyl Strictly Analog, Andrean Wahyu, mengatakan analog di era sekarang adalah suatu hal penting yang harus diingat lagi.
"Menurut saya, ini adalah adalah masa yang indah bagi seorang musisi bisa menciptakan karya dan juga dirilis dengan rilisan fisik. Hal itupun juga masih dilakukan musisi zaman sekarang. Rilisan fisik adalah rilisan yang nggak bakal musnah dan hilang ditelan waktu, entah sampai kapanpun barang itu tetap akan ada dan nempel di hati oleh pendengarnya," katanya dalam keterangan yang diterima.
Dia pun melanjutkan, "Strictly Analog ingin membawa pesan untuk kita bisa me-recall memory kita untuk tahu ternyata musik zaman dulu itu indah dan bagus untuk dinikmati dalam format piringan hitam maupun cassete," katanya.
Salah satu perbedaan mencolok antara DJ zaman dulu dan DJ masa kini adalah keterampilan teknis yang diperlukan. Saat ini, banyak DJ hanya perlu menyiapkan daftar lagu yang sudah diatur sebelumnya di komputer.
Berbeda dengan era analog, DJ pada masa lalu harus memiliki keahlian teknis yang lebih mendalam. Mereka diharuskan bisa mengganti lagu dengan melihat garis-garis pada vinyl dan seringkali harus menghafal daftar lagu untuk memastikan transisi yang mulus.
Lokananta Records, studio musik legendaris asal Solo, Jawa Tengah, adalah mitra penting dalam acara ini. Didirikan pada tahun 1956, Lokananta adalah perusahaan rekaman pertama dan terbesar di Indonesia, yang dikenal dengan koleksi piring hitam dan rekaman master historisnya. Lokananta memiliki sekitar 53.000 piring hitam dan 5.670 rekaman master, termasuk rekaman suara asli Soekarno saat membacakan Teks Proklamasi.
Fun fact-nya, Reverend & Co. Studios terinspirasi oleh warisan musik Lokananta, mulai memproduksi vinyl edisi terbatas. Salah satu contohnya adalah album Barry Likumahwa "Passion, Purpose, Integrity" yang hanya dicetak sebanyak 300 copy.
(tia/pus)