Betrand Peto Masih Mudik, Sarwendah: Onyo Mau di Mana Saja, Tetap Anak Bunda

Betrand Peto saat ini memilih untuk kembali ke kampung halamannya. Selain karena Oma meninggal dunia, penat karena isu hoaks juga membuat Betrand Peto merasa lelah.
Penyanyi bernama lengkap Alfonsius Toribio Tenkudi itu pulang ke Ruteng, Manggarai, NTT. Sampai saat ini Betrand Peto masih berada di kampung halamannya.
Sarwendah memahami perasaan putranya itu. Dia juga ingin kondisi mental Betrand Peto lebih baik.
"Seorang ibu sedih pasti, gimana pun Onyo (sapaan Betrand Peto) punya orang tuanya. Jadi keputusan ada dia dan orang tua dia. Jadi aku membebaskan keputusan ada di dia," cerita Sarwendah di studio Rumpi: No Secret, Transmedia, Jakarta Selatan, kemarin.
Ibu tiga anak itu membebaskan Betrand Peto untuk membuat keputusan. Kenyamanan Betrand Peto paling penting menurut Sarwendah.
"Onyo nyamannya di mana, jangan jadi kayak membebankan dia. Aku maunya nyamannya dia. Setelah dia diskusi sama bapaknya di sana, akhirnya dia balik gitu. Aku sempat bilang ke dia, nyamannya Onyo dimana, Onyo mau di situ, Onyo mau di sini, Onyo tetap anak Bunda," ucap Sarwendah.
Sarwendah geram ketika hubungannya dengan Betrand Peto sebagai ibu dan anak dipandang lain oleh oknum tak bertanggung jawab. Istri Ruben Onsu itu menceritakan bagaimana Betrand Peto merasa banyak orang jahat yang berpikir jelek.
"Balik lagi di tempatnya Onyo beda, mereka love language-nya sama tetangga, ketemu aja peluk. Kalau misalnya itu udah adat ya, nggak harus karena dia (Betrand) pindah ke Jakarta terus berubah," ucapnya.
"Aku kadang juga bingung jelasinnya kalau aku nangis depan dia gimana. Jadi aku tetap strong di depan dia. Jadi aku lebih menyarankan untuk dia bicara ke psikolognya, Betrand sudah bisa minta langsung untuk bicara ke psikolog. Mungkin ada hal-hal yang mau dia ceritain," sambung Sarwendah.
Sarwendah merasa perlu memberikan pendampingan psikolog anak demi anak-anaknya bisa mendapat penjelasan yang netral.
"Takutnya penilaian aku belum tentu akurat. Apalagi aku juga kan yang dikatain, jadi otomatis aku juga ada perasaan sedih, kesal. Aku takut pas jelasin jadi nggak netral. Makanya akhirnya dia ngobrol ke psikolog," jelas Sarwendah.
(pus/wes)