Project Baru Angga Dwimas Sasongko dalam Ratu Malaka
Ratu Malaka lagi memulai proses syuting di galakangan kapal DKB. Keputusan untuk menggelar syuting di sana adalah bentuk hasil kerjasama dengan PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (DKB) atas dukungan nyata perusahaan dalam mendukung perkembangan industri kreatif Indonesia.
"Syuting di lokasi seperti galangan kapal tentu memiliki tantangan teknis, kreatif, dan koordinasi yang tidak sederhana, terutama terkait keselamatan kerja," kata Angga dalam keterangan pers, Minggu (14/12/2025).
Kerjasama ini sangat menguntungkan Angga dan Ratu Malaka. Apalagi kini industri kreatif Indonesia gak kaleng-kaleng.
Sementara itu, Direktur Utama PT DKB, Rudolf Valintino merasa pihaknya selalu mendukung kolaborasi dengan industri kreatif sebagai bagian dari kontribusi perusahaan terhadap ekosistem kreatif nasional.
"Harapan kami, kehadiran lokasi DKB dalam film-film nasional dapat mengangkat kisah dan realitas dunia galangan kapal kepada masyarakat luas. Namun tentu, dukungan ini selalu kami jalankan dengan prinsip utama menjaga keamanan dan memastikan operasional perusahaan tetap berjalan optimal," ujar Rudolf.
Sejalan dengan hal tersebut dalam proses produksi, Visinema menegaskan komitmennya untuk menjaga keamanan operasional DKB agar aktivitas utama perusahaan tetap berjalan normal selama proses syuting berlangsung.
Seluruh kru produksi diwajibkan mengikuti standar keselamatan kerja yang berlaku di lingkungan DKB.
"Kami belajar banyak. Untuk bisa syuting di sini, kami harus sepenuhnya mengikuti protokol safety yang diterapkan. Ini menunjukkan bahwa filmmaker Indonesia hari ini sudah sangat profesional dan mampu bekerja di lokasi-lokasi vital dengan standar keamanan yang ketat, jelas Angga.
Angga menambahkan, kawasan DKB bukanlah lokasi yang mudah untuk kegiatan non-teknikal tetapi justru di situlah nilai sinematiknya.
Menurut Angga, dirinya pernah melakukan proses syuting di lokasi DKB sebelumnya dan menilai area galangan kapal ini sangat relevan dengan karakter visual Ratu Malaka yang mengusung genre aksi.
"Secara visual dan atmosfer, lokasi ini sangat kuat untuk kebutuhan film aksi. Skala industrinya, teksturnya, dan nuansa kerasnya memberikan nilai sinematik yang tidak bisa digantikan," lanjut Angga.
Lebih lanjut soal Ratu Malaka, film ini juga menghadirkan perspektif baru dalam perfilman aksi Indonesia.
Ratu Malaka menjadi salah satu dari sedikit film aksi Indonesia yang seluruh tokoh utamanya adalah perempuan, menghadirkan sebuah ensemble yang kuat dengan energi, dinamika, dan relasi kekuasaan yang jarang terlihat dalam genre aksi Tanah Air.
(pig/aay)











































