×
Ad

Epik Perjalanan Karier Jackie Chan: Sekolah Opera hingga Ikon Hollywood

Asep Syaifullah - detikPop
Rabu, 26 Nov 2025 18:00 WIB
Foto: Getty Images
Jakarta -

Selama lebih dari setengah abad, nama Jackie Chan telah menjadi sinonim dengan aksi bela diri yang unik, komedi jenaka (slapstick), dan yang paling penting, keberanian tak tertandingi dalam melakukan stunt berbahaya tanpa pemeran pengganti.

Perjalanan karier sang legenda ini adalah kisah tentang kegigihan, inovasi, dan keberhasilan menembus batas budaya.

Awal yang Keras: Dari Seven Little Fortunes ke Bruce Lee (1960-an - Awal 1970-an)

Lahir sebagai Chan Kong-sang, Jackie muda menjalani pelatihan keras di China Drama Academy (sekolah Opera Peking) di bawah Master Yu Jim-Yuen. Di sana, ia mengasah keterampilan bela diri, akrobatik, dan seni peran. Ia tergabung dalam grup pertunjukan terkenal "Seven Little Fortunes".

Awalnya, ia berkarier sebagai stuntman dan aktor figuran. Titik penting di era ini adalah penampilannya sebagai stuntman dalam film-film Bruce Lee, termasuk Fist of Fury (1972). Setelah wafatnya Bruce Lee, para produser sempat mencoba menjadikan Jackie sebagai Penerus Lee dalam film kung fu serius, namun kebanyakan gagal di pasaran.

Kelahiran Kung Fu Komedi (Akhir 1970-an)

Setelah sempat putus asa dan bekerja sebagai pekerja konstruksi di Australia, karier Jackie akhirnya menemukan terobosannya dengan sentuhan gaya yang baru: menggabungkan kung fu dengan komedi ringan.

Snake in the Eagle's Shadow (1978)

Jackie berperan sebagai Chien Fu, seorang pemuda yatim piatu yang selalu diintimidasi. Ia secara rahasia dilatih oleh seorang master kung fu tua yang menguasai gaya Tinju Ular, yang kemudian ia kembangkan dengan sentuhan komedi. Film ini menjadi hit besar.

Drunken Master (1978)

Perannya sebagai Wong Fei-hung, pemuda bandel yang dipaksa berlatih gaya kung fu "Mabuk" yang tak terduga, melambungkan namanya. Film ini secara resmi memperkenalkan genre kung fu komedi yang menjadi ciri khas Jackie.

Jackie Chan berperan sebagai Wong Fei-hung di film Drunken Master. Foto: Dok. Ist

Jackie Chan mulai menyutradarai dan menulis filmnya sendiri, menghasilkan beberapa mahakarya aksi yang menampilkan stunt paling berbahaya dan rumit dalam sejarah sinema.

Project A (1983)

Jackie adalah Sersan Dragon Ma, seorang perwira angkatan laut yang ditugaskan memberantas bajak laut di Hong Kong abad ke-19. Film ini terkenal dengan adegan sepeda yang mustahil dan stunt ikonik jatuh bebas dari puncak menara jam.

Police Story (1985)

Jackie sebagai Inspektur Chan Ka-Kui, seorang polisi yang dijebak karena pembunuhan. Film ini dianggap sebagai masterpiece aksi modern, ditandai dengan adegan klimaks yang mendebarkan di pusat perbelanjaan, di mana Jackie meluncur turun pada tiang lampu yang penuh dengan lampu neon.

Armour of God (1987)

Jackie memerankan Asian Hawk, seorang pemburu harta karun yang mirip Indiana Jones, yang harus memulihkan artefak mitos "Armor Dewa" yang dicuri oleh sekte misterius.

Setelah beberapa kali gagal di Hollywood, Jackie Chan akhirnya menemukan formula suksesnya di pasar Barat: mempertahankan ciri khas aksi-komedi dan berpasangan dengan aktor Hollywood.

Rumble in the Bronx (1995)

Keung, seorang polisi Hong Kong yang mengunjungi pamannya di New York, tanpa sengaja terlibat dalam perselisihan antar geng motor. Film ini menjadi hit global pertamanya, meskipun direkam di Vancouver, bukan Bronx.

Rush Hour (1998)

Kolaborasi legendaris dengan Chris Tucker. Jackie sebagai Inspektur Lee, detektif Hong Kong yang dipaksa bekerja sama dengan detektif LAPD yang cerewet (Tucker) untuk menyelamatkan putri konsul Tiongkok yang diculik. Film ini meledak di seluruh dunia.

Shanghai Noon (2000)

Berpasangan dengan Owen Wilson, Jackie berperan sebagai Chon Wang, pengawal Kaisar yang bertualang ke Amerika Barat untuk menyelamatkan seorang putri. Kombinasi kung fu dan genre western menjadi daya tarik utamanya.

The Karate Kid (2010)

Jackie menunjukkan sisi dramatisnya sebagai Mr. Han, seorang tukang perawatan yang diam-diam adalah master Kung Fu, yang melatih seorang anak muda Amerika (Jaden Smith) untuk membela diri.

Di usia senja, Jackie Chan terus aktif dengan proyek-proyek yang menghormati warisannya dan mengeksplorasi peran baru, bahkan dengan sentuhan teknologi modern dan crossover Hollywood yang dinantikan.

Ride On (2023)

Lao Luo (Jackie Chan), seorang stuntman tua yang karirnya meredup, berjuang mempertahankan kuda kesayangannya, Red Hare, yang terancam disita. Film ini adalah penghormatan emosional pada profesi stuntman dan kerja kerasnya.

The Shadow's Edge (2025)

Jackie Chan berperan sebagai veteran polisi ahli pengawasan yang kembali dari pensiun. Ia harus melatih satuan polisi muda (termasuk karakter yang diperankan oleh Jun SEVENTEEN) untuk memburu sindikat kriminal berbahaya. Misi ini mengadu strategi pelacakan lama dengan teknologi canggih (AI).

Karate Kid: Legends (2025)

Mr. Han (Jackie Chan) kembali bekerja sama dengan Daniel LaRusso (Ralph Macchio) dari waralaba asli. Mereka melatih seorang remaja baru di New York, menggabungkan filosofi Kung Fu dan Karate untuk menghadapi tantangan kehidupan dan kompetisi bela diri.

Dari stuntman figuran hingga penerima Oscar Kehormatan (pada 2016), perjalanan Jackie Chan adalah kisah inspiratif tentang bagaimana seni bela diri yang dipadukan dengan komedi, kreativitas, dan pengorbanan diri dapat menciptakan legenda sinema yang tak lekang oleh waktu.



Simak Video "Video: Muncul di Konser Seventeen Hongkong, Jackie Chan Bikin Penonton Kaget!"

(ass/dar)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork