×
Ad

Isu Poligami Meningkat, Nia Dinata Tergerak Bikin Remake Berbagi Suami

Muhammad Ahsan Nurrijal - detikPop
Kamis, 20 Nov 2025 10:32 WIB
Nia Dinata saat ditemui di kawasan Jakarta. Foto: Ahsan/detikhot
Jakarta -

Sutradara Nia Dinata menjelaskan, keputusan membuat remake film Berbagi Suami didorong oleh keresahan sosial yang justru meningkat di era digital.

Alih-alih mereda, fenomena poligami dan isu ketidakadilan gender seolah mengalami normalisasi yang diperparah. Nia Dinata melihat, perempuan terus-menerus didorong pada posisi serba salah dan objektifikasi, merusak self-worth mereka.

Ia menceritakan di masa film pertama rilis, isu-isu ini masih tertutup, namun kini terasa semakin gamblang dan seolah menjadi hal biasa. Hal ini yang menimbulkan kegelisahan mendalam bagi Nia Dinata untuk kembali mengangkat isu poligami.

"Sekarang semakin resah karena seolah-olah ajaib banget seperti di normalisasi, gitu ya. Menjadi hal yang lumrah," kata Nia Dinata dalam media gathering di kawasan Matraman, Jakarta Pusat, Rabu (19/11/2025).

Nia Dinata juga menyoroti, bagaimana kapitalisme secara tidak langsung ikut andil dalam menciptakan ketidaksetaraan. Ia berpendapat, adanya tekanan ekonomi dan sistem yang mendorong perempuan untuk menjadi objek secara otomatis membuat perempuan terobjektifikasi.

"Laki-lakinya menjadi yang ngatur. Tapi perempuan seolah-olah terus-menerus digoda, semoga dia mau terus menjadi objek," terang Nia Dinata.

Film terbaru ini sengaja diberi projek judul Berbagi Suami 2.0 dan bukan sequel agar dapat langsung dinikmati oleh target audiens baru, yaitu Gen Z dan Late Millennials. Format ini, memungkinkan penonton muda untuk memahami isu yang diangkat tanpa perlu menonton film aslinya yang rilis dua dekade lalu.

"Jadi ini sebenarnya bukan sequel. Ini, makanya kita lagi mikirnya 2.0 karena orang yang gak mesti punya 1.0-nya juga bisa langsung paham dengan si 2.0 ini," jelas Nia Dinata.

Nia Dinata berharap, Berbagi Suami 2.0 dapat menjadi alat untuk mendorong kesadaran diri dan self-worth di kalangan perempuan muda. Tujuannya adalah, agar generasi ini berani menetapkan standar tinggi dalam hidup dan tidak merasa tertekan oleh ekspektasi masyarakat.

"Harapannya ya tentu saja, ini bisa membuka mata lagi bagi penonton Indonesia di Gen Z atau Late Millennials. So they have a choice untuk bisa menimbang self-worth-nya," harapnya.



Simak Video "Video Pramono: ASN di Jakarta Jangan Pernah Berpikir Bisa Poligami di Era Saya!"

(ahs/wes)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork