Bintang The Dark Knight Jual Suaranya ke AI

Aktor legendaris pemenang Oscar, Sir Michael Caine, yang dikenal karena perannya sebagai Alfred Pennyworth di trilogi The Dark Knight, baru-baru ini membuat keputusan kontroversial yang memicu perdebatan sengit di Hollywood.

Ia resmi menandatangani perjanjian dengan perusahaan audio AI ElevenLabs untuk mengkloning dan mereplikasi suaranya untuk penggunaan komersial.

Perjanjian ini memungkinkan suara Caine yang khas untuk digunakan di platform baru ElevenLabs, termasuk untuk menarasikan buku, artikel, dan materi iklan.

Keputusan Caine ini, yang didukung juga oleh aktor Matthew McConaughey sebagai investor, langsung menyoroti jurang perbedaan pendapat antara para bintang A-list dan pekerja seni di Hollywood mengenai masa depan Kecerdasan Buatan (AI).

Dalam menghadapi kritik yang mungkin muncul, Caine merilis pernyataan yang membela keputusannya. Ia melihat teknologi ini sebagai sarana untuk memperluas jangkauan dan melestarikan warisan suara para seniman.

"Ini bukan tentang mengganti suara; ini tentang mengamplifikasi mereka, membuka pintu bagi para pencerita baru di mana pun. Saya telah menghabiskan seumur hidup bercerita. ElevenLabs akan membantu generasi berikutnya menceritakan kisah mereka," ujar Caine dikutip dari The Guardian/IGN pada Jumat (14/11/2025).

Caine juga menekankan bahwa perusahaan tersebut menggunakan inovasi bukan untuk menggantikan kemanusiaan, tetapi untuk merayakannya.

Langkah Caine dan McConaughey ini bertentangan langsung dengan sentimen sebagian besar komunitas kreatif, terutama serikat aktor besar. Kontroversi penggunaan AI telah menjadi isu sentral di Hollywood.

Serikat Aktor Screen Actors Guild-American Federation of Television and Radio Artists (SAG-AFTRA) secara tegas menentang penggunaan AI untuk menggantikan aktor manusia. Mereka menyatakan bahwa kreativitas "seharusnya tetap berpusat pada manusia" dan menolak penggantian pekerja seni dengan entitas sintetis.

Kekhawatiran ini bukan tanpa dasar. Kemunculan Tilly Norwood, aktris yang sepenuhnya dihasilkan oleh AI, telah memicu kecaman keras dari SAG-AFTRA karena dianggap mengancam mata pencaharian aktor sungguhan.

Kritikus dan pekerja seni kelas pekerja berpendapat bahwa sementara aktor A-list dapat melisensikan suara mereka sebagai aliran pendapatan tambahan, teknologi yang sama justru akan menghancurkan mata pencaharian aktor suara profesional biasa, yang kini dapat digantikan oleh replika suara A-list yang jauh lebih murah.

Keputusan Michael Caine ini menegaskan perpecahan di industri Hollywood: di satu sisi, AI dipandang sebagai alat inovasi yang berpotensi melestarikan suara dan cerita, namun di sisi lain, ia adalah ancaman eksistensial bagi seniman manusia.