Dari Bintang Laut hingga Nelayan: Sinergi RI-Tiongkok Tayang di TV

Episode perdana langsung menuju ke laut, yaitu Makassar dan Pulau Bangka. Di sana, sejak 2021, kampus-kampus dari Tiongkok dan Indonesia melakukan proyek Marine Ranching.
Mereka menaburkan terumbu buatan dan benih ikan untuk membangkitkan Kembali ekosistem laut yang dulu hancur karena polusi dan overfishing.
Hasilnya cukup keren, bintang laut, belut laut, hingga teripang kembali ke perairan Pulau Bonetambung. Bukan hanya ekosistem selamat, tapi dompet nelayan lokal pun turut terisi.
Kevin, salah satu penonton perdana, bilang dokumenter ini bikin dia bisa melihat perspektif baru tentang hubungan Indonesia-Tiongkok.
![]() |
"Episode awal menampilkan pengujian nyata bagaimana Kerjasama Indonesia dan Tiongkok menghasilkan hasil nyata, seperti proyek Marine Ranching yang berhasil memulihkan ekologi laut serta meningkatkan kemakmuran para nelayan. Angka-angkanya menunjukkan bahwa kemitraan ini tidak berakhir pada diplomasi, melainkan memang berdampak langsung ke rakyat," katanya dalam rilis yang diterima detikpop.
Dia juga mengingatkan tahun ini adalah tahun istimewa 75 tahun diplomatik RI-Tiongkok dan 70 tahun Konferensi Asia-Afrika di Bandung.
"Kita dapat memperhatikan bagaimana kolaborasi dua negara besar dapat menjadi contoh pada tingkat global dan membuktikan kekuatan solidaritas Global South," tambahnya.
Gak berhenti di laut, episode-episode selanjutnya bakal bawa cerita lain, termasuk wawancara dengan tokoh besar. Ada Chen Qingquan, akademisi Akademi Teknik Tiongkok yang lahir di Indonesia, sampai Luhut Binsar Pandjaitan yang menekankan pentingnya kolaborasi riset dan teknologi buat generasi muda.
Serial ini tayang tiap Senin pukul 21.35 sampai 27 Oktober 2025 dengan total 5 episode di platform digital Tiongkok Zhinews & Shenzhen Satellite TV.
(nu2/ass)