Obama vs Trump, Pertarungan di Balik Suspensi Jimmy Kimmel

Jimmy Kimmel Live mendadak dihentikan penayangannya. Banyak yang mengira ini sekadar drama rating atau urusan internal stasiun TV.
Tapi ternyata, kasus ini jauh lebih besar. Ada tarik-menarik kepentingan politik, regulasi media, hingga isu kebebasan berpendapat yang menyeret nama Barack Obama dan Donald Trump.
Semua berawal dari komentar Jimmy Kimmel dalam tayangan Senin lalu. Dia menyinggung pembunuhan aktivis konservatif Charlie Kirk dengan sindiran pedas pada basis pendukung Trump, yang dikenal dengan slogan MAGA (Make America Great Again).
"Kita mencapai titik terendah baru akhir pekan lalu, ketika geng MAGA mati-matian mencoba menggambarkan pembunuh Charlie Kirk sebagai sosok yang bukan bagian dari mereka," kata Kimmel di acara itu (ABC, 15/9/2025).
Ucapan itu memantik reaksi keras. Dua hari kemudian, Brendan Carr, ketua FCC (Federal Communications Commission) yang ditunjuk Trump, bicara di sebuah podcast. Nada ucapannya jelas berisi ancaman.
"Perusahaan-perusahaan ini bisa cari cara untuk mengubah perilaku dan ambil tindakan, jujur saja, terhadap Kimmel. Kalau tidak, FCC akan punya lebih banyak pekerjaan ke depan," katanya ke The Daily Wire.
Baca juga: Donald Trump Diancam 'Joker' |
Menurut Variety, bagi stasiun TV, pernyataan seperti itu bukan main-main. FCC adalah lembaga federal yang mengatur semua urusan penyiaran di Amerika Serikat, dari lisensi siaran, frekuensi, hingga merger media. Ancaman regulator bisa berarti bencana bisnis.
Gak lama setelah komentar Carr, dua raksasa penyiaran, Nexstar dan Sinclair, memutuskan menarik acara Kimmel dari seluruh jaringan stasiun lokal mereka.
Langkah itu semakin sarat kepentingan, karena Nexstar sedang menunggu restu FCC untuk mengakuisisi Tegna, sementara Sinclair, yang dikenal berhaluan konservatif, juga sedang menimbang opsi merger besar.
Melihat situasi memanas, ABC akhirnya menekan tombol pause dan menghentikan produksi Jimmy Kimmel Live tanpa batas waktu.
Barack Obama jadi salah satu tokoh pertama yang mengecam. Lewat unggahan di X, dia menulis: "Setelah bertahun-tahun mengeluh soal cancel culture, pemerintahan saat ini justru melangkah lebih jauh dengan rutin mengancam tindakan regulasi terhadap perusahaan media, kecuali mereka membungkam atau memecat jurnalis dan komentator yang tidak disukai," tulisnya.
Obama bahkan menyebut langkah ini sebagai "serangan paling terang-terangan terhadap kebebasan berpendapat."
Donald Trump justru berada di sisi sebaliknya. Dia merayakan keputusan ABC dan menambah serangan personal pada Kimmel. "Kabar Hebat untuk Amerika: acara Jimmy Kimmel yang rating-nya jeblok AKHIRNYA DIBATALKAN. Kimmel tidak punya bakat, dan lebih buruk dari Colbert, kalau itu mungkin. Itu menyisakan Jimmy dan Seth, dua pecundang total, di Fake News NBC. Lakukan juga NBC!!!" tulis Trump di Truth Social.
(nu2/ass)