Awal Marvel Diboyong Disney

Asep Syaifullah
|
detikPop
Cuplikan adegan di Iron Man 3.
(Foto: Dok. Marvel Studios) Robert Downey Jr. di Iron Man 3.
Jakarta - Sebelum Martin Scorsese sempat nyentil genre superhero, Marvel belum jadi raja box office dunia. Waktu itu karakter-karakter Marvel cuma hidup di halaman komik atau sesekali nongol di serial TV dan film, itupun hasilnya beragam dan kadang kurang sukses.

Dilansir Koimoi pada Senin (11/8/2025), meski punya tokoh ikonik seperti Spider-Man, X-Men, dan Captain America yang fansnya militan, nama Marvel dulu tuh jarang banget muncul di layar lebar atau TV dalam bentuk yang benar-benar besar.

Akhir 1990-an sampai awal 2000-an jadi masa yang berat buat Marvel. Mereka harus melewati masalah keuangan dengan cara melisensikan karakter-karakternya ke berbagai studio supaya bisa tetap bertahan hidup.

Segalanya berubah setelah film Iron Man pertama tayang pada 2008. Dari situ kelihatan banget kalau Marvel nemu formula yang bisa bersaing sama franchise besar lain di Hollywood. Konsep semesta film yang nyambung satu sama lain langsung jadi ciri khas baru di dunia sinema modern.

Penonton dan studio mulai ngelihat Marvel bukan lagi sebagai kumpulan properti yang terpisah, tapi sebagai satu kerajaan cerita yang besar dan saling nyambung.

Dari momentum itu, lahirlah salah satu kesepakatan bisnis paling besar di dunia hiburan, sebuah langkah yang bakal mengubah arah film superhero selamanya.

Desember 2009, The Walt Disney Company ngumumin kalau mereka bakal membeli Marvel Entertainment. Nilainya sekitar 4 miliar dolar AS, dibayar lewat kombinasi tunai dan saham, seperti yang disampaikan langsung oleh Disney.

Kesepakatan itu mencakup lebih dari 5.000 karakter di katalog Marvel, ngasih Disney akses superbesar ke kekayaan intelektual yang selama ini dimiliki Marvel.

Bob Iger, CEO Disney waktu itu, ngelihat Marvel sebagai pasangan strategis yang pas buat target jangka panjang perusahaannya. Selain bisa narik penonton muda, Marvel juga punya potensi besar di film, TV, taman hiburan, dan merchandise.

Yang paling penting, Marvel Studios yang dipimpin Kevin Feige tetap pegang kendali penuh secara kreatif. Artinya, Disney ngatur distribusi dan branding, tapi Marvel masih bebas bangun jagat sinematiknya tanpa intervensi besar.

Keputusan itu terbukti sukses besar. Dalam waktu sedikit lebih dari satu dekade, film-film Marvel di bawah Disney ngumpulin pendapatan puluhan miliar dolar dari box office global, ditambah cuan dari streaming, lisensi, dan merchandise.

Meski begitu, nggak semua karakter Marvel langsung jadi milik Disney. Lisensi lama bikin hak film Spider-Man, X-Men, dan Fantastic Four tetap dipegang Sony dan 20th Century Fox.

Lama-lama, Disney dan Marvel bikin kerja sama baru dan, untuk Fox, mereka bahkan beli studio itu sehingga karakter-karakter tadi bisa balik ke rumahnya.

Kalau dipikir sekarang, harga 4 miliar dolar yang dibayar Disney dulu rasanya murah banget dibanding nilai Marvel saat ini yang ditaksir sudah tembus 50 miliar dolar.

(ass/aay)




TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO