Potret Perjuangan Orang Tua Tunggal dengan Segala Keterbatasan di Arze

Muhammad Ahsan Nurrijal
|
detikPop
Film Lebanon Arze mengisahkan perjuangan seorang ibu tunggal menghadapi tantangan hidup. Tayang eksklusif di KlikFilm mulai 3 Agustus 2025.
Foto: Dokumentasi Arze
Jakarta - Di tengah dominasi film lokal dan Hollywood, muncul satu judul dari Lebanon yang patut mendapat perhatian. Judulnya adalah Arze.

Film ini disutradarai oleh Mira Shaib dan dibintangi oleh Diamand Abou Abboud, Betty Taoutel, serta Bilal Al Hamwi. Arze mulai tayang secara eksklusif di platform KlikFilm pada 3 Agustus 2025.

Meski berasal dari kisah yang sederhana, film ini membawa pesan yang kuat tentang keteguhan seorang ibu tunggal dalam menghadapi realitas hidup yang tak mudah.

Ceritanya mengikuti Arze, seorang ibu yang tinggal bersama saudari perempuannya Layla dan membesarkan anak laki-lakinya, Kinan. Untuk mencukupi kebutuhan, ia membuat dan menjual pie berisi sayuran.

Namun kehidupan Arze tak pernah mudah. Ia harus menghadapi anak yang masih belum dewasa, saudari yang belum pulih dari luka batin, serta situasi politik dan sosial di Lebanon yang terus bergolak.

Puncak konflik terjadi ketika motor yang ia beli dari hasil menggadaikan perhiasan milik saudaranya dicuri. Dalam situasi itu, Arze memilih tidak menyerah. Ia memutuskan mencari motornya sendiri, tanpa melibatkan polisi, menyusuri kota demi kota.

Perjalanan Arze tak hanya menjadi kisah pencarian motor, tapi berubah menjadi refleksi emosional tentang kehilangan, harapan, dan cinta yang tak meminta imbalan. Akting Diamand Abou Abboud sebagai Arze begitu kuat dan menyentuh. Ia menggambarkan karakter ibu yang tegar, bukan sosok yang lemah dan hanya pasrah pada nasib.

Karakter Kinan, yang diperankan Bilal Al Hamwi, memberikan dinamika tersendiri. Sosok remaja yang penuh semangat, tetapi belum tahu arah hidupnya, memperlihatkan konflik alami antara ibu dan anak. Mereka tak selalu akur, tetapi hubungan itu terasa nyata dan berlapis makna.

Latar belakang Lebanon yang sedang dilanda krisis menjadi konteks yang memperkuat film ini. Tanpa eksplisit menyalahkan keadaan, film ini justru menyajikan realita hidup dari sudut pandang masyarakat biasa yang terus bertahan.

Film ini adalah potret kehidupan yang jujur, seperti puisi yang dilahirkan dari kenyataan. Arze menjadi pengingat bahwa rumah bukan selalu tempat yang sempurna, tetapi tempat di mana cinta tulus tetap ada.


(ahs/pig)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO