Superhero Marvel Ngos-ngosan, Waktunya Bersih-bersih Sisa Kekacauan

Nugraha
|
detikPop
LOS ANGELES, CA - JUNE 25:  President of Marvel Studios Kevin Feige attends the premiere of Disney And Marvels Ant-Man And The Wasp on June 25, 2018 in Los Angeles, California.  (Photo by Christopher Polk/Getty Images)
Foto: resident of Marvel Studios Kevin Feige (Photo by Christopher Polk/Getty Images)
Jakarta - Kalau ditanya apa resep Marvel Studios buat ngilangin 'superhero fatigue' alias bosenin, yang akhir-akhir ini bikin waralaba mereka ngos-ngosan, Kevin Feige cuma jawab simpel: "Bikin lebih sedikit."

Ya, setelah dihantam bertubi-tubi oleh performa mengecewakan film seperti Eternals, The Marvels, sampai Thunderbolts yang bahkan gak banyak orang tahu isinya tentang apa, bos besar Marvel ini akhirnya mulai menata ulang arah. Dalam konferensi pers beberapa waktu lalu seperti dilansir Deadline, Feige blak-blakan soal strategi baru Marvel Studios, baik di bioskop maupun Disney+.

Feige bilang ke depannya Marvel cuma akan merilis dua sampai tiga film per tahun, dan untuk serial live-action, bakal ditekan jadi hanya satu judul per tahun. Gak ada lagi banjir konten yang bikin penonton bingung dan capek ngikutin.

Di tengah kritik soal kejenuhan superhero, Feige justru melihat harapan lewat Superman-nya James Gunn yang baru saja tembus USD 407 juta secara global.

"Lihat aja Superman, itu bukti kalau ini bukan soal superhero fatigue," katanya.

Menurut Feige, selama filmnya bagus dan punya cerita kuat, genre ini masih sangat hidup. Marvel juga sedang berharap banyak sama The Fantastic Four: First Steps yang akan jadi pembuka MCU 2025, sekaligus film pertama mereka tahun ini yang diprediksi bisa tembus pembukaan USD 100 juta.

Feige mengakui kalau eksperimen mereka pasca-Avengers: Endgame memang ambisius. Dari 50 jam konten yang dibuat sejak awal MCU sampai Endgame, kini totalnya melonjak jadi 102 jam (belum termasuk animasi).

Tapi dia gak menyesal. Bahkan tetap bangga sama serial seperti WandaVision dan Loki yang dianggapnya sebagai contoh sukses ekspansi Marvel ke dunia streaming.

Namun, ia juga sadar ekspansi besar-besaran itulah yang justru bikin nilai konten Marvel jadi menurun. Salah satu momen wake-up call-nya adalah kegagalan The Marvels.

Menurut Feige, banyak penonton bioskop yang gak familier sama karakter Ms. Marvel dan Monica Rambeau karena gak nonton serialnya di Disney+, dan itu bikin mereka enggan datang ke bioskop. Dampaknya nyata dari prekuel yang dapat USD 1,1 miliar (Captain Marvel), sekuelnya cuma dapat USD 206 juta.

Film lainnya yang dinilai kurang ngangkat adalah Captain America: Brave New World. Feige jujur penonton belum bisa lepas dari bayang-bayang Chris Evans.

Thunderbolts menurutnya filmnya bagus, tapi judulnya asing buat publik, dan banyak karakternya berasal dari serial yang juga gak semua orang tonton.

Walaupun begitu, karakter-karakter dari Thunderbolts kabarnya tetap akan muncul di dua film Avengers mendatang yang digarap Russo Brothers. Jadi walau sempat melempem, mereka belum dicoret dari peta besar MCU.

Soal produksi, Marvel juga mulai berhemat. Feige menyebut mereka belajar banyak dari film The Creator-nya Gareth Edwards, yang bisa bikin efek visual memukau dengan bujet efisien di Thailand.

Film-film Marvel yang rilis dalam dua tahun terakhir, seperti Deadpool & Wolverine, Captain America, Thunderbolts, dan Fantastic Four, katanya punya bujet sepertiga lebih murah dibanding film-film Marvel dari era 2022-2023.

Feige juga gak menutup kemungkinan pakai teknologi AI buat bantu proses VFX ke depannya, tapi dia masih skeptis.

"Apa AI bisa jadi jawabannya? Saya belum yakin."


(nu2/ass)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO