Film Horor Paling Serem, Meresahkan karena Diangkat dari Kisah Nyata

Tapi ada satu film horor yang beda dari kebanyakan. Dia gak pakai hantu, gak ada rumah angker, tapi justru bikin merinding karena diangkat dari kisah nyata dan mengandung rasa keputusasaan.
Judulnya Open Water. Film ini dirilis 2003 dan digarap oleh sutradara Chris Kentis. Mungkin terdengar sederhana, cuma tentang pasangan yang hilang saat diving. Tapi jangan salah. Justru karena kesederhanaannya, film ini terasa makin dekat dan menyeramkan.
Kisah aslinya terjadi pada 1998. Sepasang suami istri asal Amerika, Tom dan Eileen Lonergan, sedang liburan ke Australia. Salah satu agenda mereka adalah diving di Great Barrier Reef, tempat yang katanya salah satu surga bawah laut paling indah di dunia.
Tanggal 25 Januari, mereka ikut dalam tur menyelam bareng rombongan. Tapi inilah awal dari mimpi buruk. Setelah sesi diving selesai, kapal yang mereka tumpangi meninggalkan mereka begitu saja di tengah laut.
Gak ada yang sadar kalau mereka belum naik kembali ke kapal. Lebih parah lagi, hal itu baru disadari dua hari kemudian.
Bayangin, dua manusia terombang-ambing di lautan luas, sendirian, dan tanpa bantuan. Bahkan setelah tim penyelamat dikerahkan, mereka gak pernah ditemukan. Cuma pakaian selam milik Eileen yang ditemukan sobek di pantai sebulan kemudian. Gak ada tubuh, gak ada jawaban sampai sekarang.
Chris Kentis kemudian mengangkat kisah ini ke layar lebar dalam film berdurasi 79 menit. Dibintangi Blanchard Ryan dan Daniel Travis sebagai pasangan fiktif Susan dan Daniel, film ini gak banyak pakai efek atau set mahal. Bahkan produksinya cuma butuh modal sekitar USD 120 ribu, tapi berhasil meraup lebih dari USD 55 juta di seluruh dunia. Gila, kan?
Open Water terasa sangat mencekam adalah pendekatannya yang realistis. Gak ada adegan heroik. Gak ada penyelamatan dramatis. Gak ada twist besar. Yang ada cuma dua manusia yang perlahan-lahan kehilangan harapan di tengah laut. Mereka mencoba tetap tenang, lalu mulai panik, kelelahan, saling menyalahkan, lalu akhirnya menyerah.
Kamu sebagai penonton pun cuma bisa menyaksikan, gak bisa bantu, gak bisa ngapa-ngapain. Itulah yang bikin film ini terasa seperti horor paling nyata, rasa gak berdaya total.
Open Water bukan film horor yang ngagetin atau penuh darah. Tapi justru karena minim efek, film ini lebih menghantam secara emosional. Kita gak cuma takut akan nasib mereka, tapi juga ikut merasakan kehancuran mental mereka dari detik ke detik.
Paling menyesakkan adalah, kita tahu ini diangkat dari kisah nyata. Kita tahu ending-nya gak bahagia. Kita tahu, apa pun yang mereka lakukan di film, mereka tetap gak selamat.
Banyak yang bilang, film ini adalah salah satu horor psikologis paling mengganggu. Bukan karena sosok monster atau hantu, tapi karena monster terbesar di film ini adalah ketidakpedulian manusia dan alam yang dingin.
(ass/nu2)