The Odyssey, Film Nolan tentang Kisah Dewa-dewi Yunani Paling Ambisius

Bukan digital Imax biasa loh, tapi kamera film Imax yang gede, berat, dan berisik. Biasanya sih kamera ini cuma dipakai buat beberapa adegan doang karena ribet banget.
Jadi ceritanya, Oppenheimer sebagai film terakhir Nolan, meledak banget di bioskop Imax, ngumpulin lebih dari USD 190 juta, cuma dari layar Imax doang. Gara-gara itu, Nolan langsung menghubungi bos Imax, CEO Rich Gelfond.
"Kalau bisa bikin kameranya lebih ringan, lebih senyap, dan bisa langsung cek hasil syuting harian, saya mau bikin The Odyssey full Imax," kisah Rich Gelfond menirukan ucapan Nolan di ujung telepon seperti dilansir The Hollywood Reporter.
Rich Gelfond kayak dapat tantangan. Dia berpikir keras, sampai akhirnya mereka berhasil bikin versi baru kamera yang lebih ringan, lebih kalem suaranya dan proses develop filmnya juga lebih cepat. Jadi Nolan bisa langsung lihat hasil syuting tanpa nunggu lama.
Tapi sekarang kameranya masih jadi rahasia. Lagi pula, kamera canggih ini masih eksklusif buat Nolan dulu.
Setelah sutradara pembuat film Dunkirk, Interstellar, hingga The Dark Knight, itu menyelesaikan The Odyssey, Imax bakal nyewain kamera ini ke sutradara lain.
Kayak teknologi kamera yang sebelumnya dipakai sama Nolan, sekarang sudah gak eksklusif lagi kok. Tahun ini saja ada deretan film yang memakai teknologi Imax kayak: Sinners dari Ryan Coogler, Mission: Impossible - The Final Reckoning, Formula One punya Brad Pitt, hingga Narnia-nya Greta Gerwig (yang bikin Barbie).
Selain film-film fiksi, Imax juga ngumumin bakal ngerjain dokumenter berbahasa asing pertamanya, judulnya Patrouille de France. Isinya ngikutin kehidupan para pilot akrobatik keren dari Angkatan Udara Prancis, latihan mereka, seleksi, sampai aksi mereka di langit. Ini lanjutan dari kesuksesan dokumenter The Blue Angels.
Intinya sih, Nolan itu kayak bikin standar baru teknologi kamera di dunia film. Bukan cuma ceritanya yang niat, tapi teknologinya juga didorong sampai mentok.
Kalau ambisius emang kayaknya udah jadi nama tengah Christopher Nolan, tapi alasan dia buat bikin The Odyssey pakai teknologi paling canggih masuk akal banget, karena visual negeri dewa-dewi itu harus epik.
Film The Odyssey itu diambil dari kisah Yunani Kuno yang ditulis sama Homer, penyair legendaris dari zaman ribuan tahun yang lalu. Ceritanya bisa dibilang kayak petualangan paling OG dalam sejarah sastra barat.
Tokoh utamanya adalah Odysseus, seorang raja dari pulau Ithaca yang ikut perang di Troya. Dia salah satu jagoan Yunani yang punya ide bikin kuda kayu raksasa yang akhirnya bikin Troya kalah. Premis cerita itu juga ada di film Troy (2004) yang dibintangi Brad Pit sebagai Achilles.
Nah, setelah perang selesai, semua pahlawan pulang. Tapi dalam perjalanan Odysseus, itu gak gampang sama sekali. Malah jadi petualangan panjang yang penuh rintangan mistis karena banyak dewa-dewa iseng.
Rombongan pasukan dengan kapal itu ketemu Cyclops, raksasa bermata satu yang suka makan manusia. Odysseus berhasil ngejebak dan ngebutain matanya, terus kabur. Tapi dia sombong yang bikin Poseidon marah.
Pokoknya, dia butuh 10 tahun buat nyampe rumah, padahal Troya dan Ithaca itu sebenarnya gak sejauh itu. Dia dibuat nyasar, sampai harus ketemu monster laut kayak Scylla dan Charybdis, digosipin sama penyihir cantik bernama Circe, sampai dipaksa mampir ke dunia orang mati juga loh.
Setelah banyak drama, Odysseus akhirnya nyampe juga di Ithaca. Tapi masalahnya, cowok-cowok kampung situ mengira dia udah mati dan rebutan pengen naik tahta, terutama nikahin istrinya, Penelope.
Odysseus sampai harus menyamar, bahkan bareng anaknya, Telemachus, dia susun rencana buat ikutan kontes memanah demi mendapatkan perhatian Penelope.
Cerita Odysseus ini melegenda karena punya drama yang komplit, mulai dari aksi, petualangan, cinta, sihir, dewa-dewi, tragedi, hingga komedi. Ceritanya masih relate sampai kapan pun karena menuntut kesetiaan, kecerdikan, dan perjuangan pulang ke rumah.
Kalau Nolan yang ngangkat kisah ini ke layar lebar, siap-siap aja versi The Odyssey yang lebih mind-blowing dan penuh sudut pandang gak biasa.
(nu2/dar)