Shazam Dianggap Melenceng, Sutradara Diancam Dibunuh

Asep Syaifullah
|
detikPop
Penampilan Zachary Levi di Shazam!
Foto: Dok. Warner Bros
Jakarta - Fanatisme dapat terjadi di mana saja, termasuk kecintaan berlebihan pada buku komik. Banyak imbas negatif yang berpotensi menuju ke kriminal seperti pada Shazam! dan sekuelnya Shazam! Fury of the Gods yang dianggap tidak memenuhi harapan para fans fanatik.

Hal ini membuat beberapa orang mengirim ancaman pembunuhan kepada sutradara film tersebut.

Dalam wawancaranya dengan GamesRadar+, David F. Sandberg mengatakan bahwa kenegatifan dari para penggemar membuatnya takut terhadap genre pahlawan super.

"Maksud saya, sejujurnya, para penggemar bisa menjadi sangat, sangat gila dan sangat marah kepada Anda," jelasnya.

"Anda bisa mendapatkan, seperti, ancaman pembunuhan dan sebagainya, jadi setelah Shazam 2, saya seperti, 'Saya tidak ingin membuat film berbasis IP lagi karena itu tidak sepadan.'"

Film Shazam! menghadirkan nuansa yang lebih ringan dan ceria pada DCEU, menggantikan karakter pahlawan yang muram dengan karakter yang lucu.

Dirilis pada 2019, Shazam! memperkenalkan Billy Batson (Asher Angel), seorang anak remaja yang mendapatkan kemampuan untuk berubah menjadi pahlawan super dewasa (Zachary Levi) setelah dipilih oleh seorang penyihir kuno.

Dengan bantuan saudara angkatnya Freddy, Billy belajar mengendalikan kekuatan dan akhirnya berhadapan dengan Dr. Thaddeus Sivana (Mark Strong) yang pendendam.

Film ini dipuji oleh para kritikus, yang menghargai nuansa yang menyegarkan dan penampilan yang kuat, terutama dari Levi dan para pemeran muda. Shazam! meraup sekitar $366 juta atau sekitar Rp 6,1 triliun di box office global, yang merupakan angka yang cukup baik untuk film pahlawan super beranggaran menengah.

Sekuelnya, Shazam! Fury of the Gods, berkisah tentang Billy dan saudara angkatnya yang merupakan pahlawan super yang mencoba menyeimbangkan kehidupan remaja dengan menyelamatkan dunia dari para Putri Atlas (diperankan oleh Helen Mirren, Lucy Liu, dan Rachel Zegler).

Meskipun skalanya lebih epik dan pemainnya lebih banyak, film ini tidak mencapai standar yang sama dengan pendahulunya. Kritikus bersikap biasa-biasa saja, memberinya skor 49% di Rotten Tomatoes.

Beberapa merasa humornya berlebihan dan alurnya terlalu kacau. Fury of the Gods lebih parah dan berjuang di box office dengan menghasilkan sekitar $133 juta di seluruh dunia.

Reaksi penggemar beragam. Sementara beberapa menghargai kelanjutan cerita dan mitologinya, yang lain kecewa dengan nada yang tidak merata dan kurangnya fokus naratif.


(ass/nu2)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO