Menanti Film Termahal Hong Kong, Sekeren Apa?

Asep Syaifullah
|
detikPop
Film Sons of the Neon Night.
Foto: Dok. Ist
Jakarta - Perusahaan penjualan dan produksi Asia Distribution Workshop memanfaatkan pasar Festival Film Internasional Busan untuk meluncurkan kembali film ambisius Sons of the Neon Night, sebuah film yang pertama kali menjadi bagian dari proyeknya pada 2015.

Setelah lama tak ada kabarnya, proyek yang disutradarai Juno Mak tersebut telah masuk dalam tahap pascaproduksi, memiliki pemain yang luar biasa, dan telah berkembang menjadi film dengan anggaran tertinggi yang pernah dibuat di Hong Kong.

Sons of the Neon Night dipromosikan sebagai film menegangkan high-octane dengan style berbeda dengan film aksi-kriminal-polisi yang berlatar di Hong Kong yang didekonstruksi dan ditata ulang.

Film ini menampilkan pemain papan atas yang dipimpin oleh Takeshi Kaneshiro (House of Flying Daggers), Tony Leung Ka-fai (Cold War), Sean Lau Ching-wan (Life Without Principle), Louis Koo (Warriors of Future), dan Ritchie Jen (Twilight of the Warriors: Walled In).

Dengan anggaran produksi mencapai USD 50 juta atau sekitar Rp 838 miliar, film ini telah menyelesaikan syuting sejak Maret 2018 dan saat ini sedang dalam tahap pascaproduksi.

Film ini ditargetkan untuk dirilis paling lambat pada paruh pertama 2025 dan tayang perdana dalam ajang Cannes Film Festival pada Mei mendatang.

Film Sons of the Neon Night.Juno Mak saat syuting Sons of the Neon Night. Foto: Dok. Ist

Juno Mak adalah seniman dan penyanyi kontemporer terkemuka yang tinggal di Hong Kong. Ia juga meraih pengakuan sebagai pembuat film, dengan debutnya pada 2013, Rigor Mortis," yang ditayangkan perdana di festival film Venesia.

Kisah ini dimulai dengan ledakan dahsyat dan penembakan bergaya Michael-Mann dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya di Causeway Bay yang dilanda salju, sebuah distrik pusat kota di Pulau Hong Kong.

Setelah diselidiki, itu adalah pengalihan perhatian yang merupakan awal dari serangkaian tindakan liar yang direncanakan oleh pewaris konglomerat farmasi global (diperankan oleh Kaneshiro), yang berakhir dengan ayahnya sendiri, pendiri konglomerat keluarga dan kemungkinan raja narkoba, tewas di rumah sakit.

Sebuah misi untuk mendeklarasikan perang terhadap narkoba dideklarasikan, tetapi hasilnya adalah kekacauan di dunia dan dunia bawah tanah.


(ass/dar)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO