Belum Terbang, Superman Tersandung Gugatan Hukum

Ia mengajukan gugatan tersebut pada Januari kemarin dengan tujuan agar bisa membatalkan hak cipta studio tersebut berdasarkan hukum yang ditetapkan di Britania Raya. Gugatan ini berpotensi membatalkan perilisan film terbaru James Gunn itu. Apalagi jika dikabulkan oleh persidangan, kita hanya akan melihat cuplikan-cuplikan David Corenswet dalam kostum merah-biru itu.
Dilansir dari Variety, disebutkan Warner Bros. Discovery dan DC Comics mengambil sikap. Mereka telah mengajukan gugatan untuk membatalkan gugatan atas hak cipta Superman di wilayah asing, dengan alasan masalah tersebut telah disidangkan secara menyeluruh.
Dalam mosi penolakan yang diajukan pada Rabu (5/3), Warner Bros. mencatat pengadilan telah berulang kali menolak klaim Peary dengan menyatakan ibunya, Jean Peavy, telah melepaskan semua hak atas karakter Superman setelah kematian Shuster pada 1992.
"Gugatan Peary sudah gagal beberapa kali," tutur Daniel Petrocelli, kuasa hukum DCU.
Sementara itu, pengacara pihak Peary, Marc Toberoff, berpendapat di wilayah seberang laut, pengalihan hak cipta secara otomatis berakhir 25 tahun setelah kematian penulis. Ia mengajukan gugatan di pengadilan federal di New York, dengan alasan pengadilan AS memiliki yurisdiksi atas sengketa tersebut karena AS merupakan penanda tangan Konvensi Berne yang melindungi hasil karya dan hak cipta dari seorang penulis atau seniman.
Menanggapi hal tersebut, Petrocelli berpendapat Konvensi Berne tidak dapat diberlakukan di pengadilan AS, dan kasus tersebut harus dibatalkan karena pengadilan tersebut tidak memiliki yurisdiksi.
Studio tersebut juga berpendapat klaim Shuster telah ditolak oleh hakim federal di Los Angeles, dan temuan tersebut dikuatkan oleh Pengadilan Banding Sirkuit ke-9 pada 2013.
Studio tersebut juga memberikan ringkasan dari banyak sengketa hukum yang telah muncul sejak Shuster dan Jerome Siegel pertama kali menyerahkan hak atas Superman seharga USD 130 pada 1938. Sejak saat itu, studio berpendapat, para kreator dan ahli waris mereka telah menerima jutaan dolar, disesuaikan dengan inflasi, dalam bentuk royalti dan pembayaran lainnya.
Setelah Shuster meninggal, saudara perempuannya, dan satu-satunya ahli waris meminta DC Comics untuk menutupi utangnya dan meningkatkan pembayaran kepada ahli waris yang masih hidup. DC Comics menyetujui persyaratan tersebut, menaikkan pembayaran tahunannya dari USD 5 ribu menjadi USD 25 ribu per tahun selama sisa hidupnya.
Perjanjian tersebut menyatakan hal itu menyelesaikan sepenuhnya semua klaim mengenai hak cipta dan merek dagang Shuster. Dan pada 2013, Pengadilan Banding ke-9 menemukan bahwa kesepakatan tersebut menghalangi upaya pihak Shuster untuk membatalkan hak cipta.
Toberoff berpendapat Pengadilan Banding Sirkuit ke-9 hanya berlaku untuk hukum hak cipta AS, dan tidak menyebutkan apa pun tentang hak Peary di negara lain. Hal ini pula yang membuat mereka mengajukan gugatan di Britania Raya dengan mengambil hukum hak cipta dari Dickens Provision di Inggris, yang menurutnya juga berlaku di Kanada, Australia, Irlandia, Israel, Singapura, Hong Kong, India, Selandia Baru, dan Afrika Selatan.
Sebagai tanggapan, Petrocelli berpendapat bahwa perjanjian 1992 mencakup semua hak termasuk hak asing.
"Tidak ada pengecualian dalam perjanjian 1992 yang mengatur hak cipta asing apa pun, apalagi hak cipta di 10 negara yang sekarang dituduhkan Peary dalam Gugatan," tulis Petrocelli.
Sebenarnya Warner Bros. diminta untuk menanggapi gugatan tersebut paling lambat hingga 24 Maret mendatang, tetapi mereka malah mengajukan mosi untuk membatalkan gugatan itu hampir tiga minggu lebih awal. Studio tersebut meminta jika hakim tidak membatalkan kasus tersebut, maka harus dialihkan ke hakim Los Angeles yang menanganinya sebelumnya.
Superman sendiri baru menjadi domain publik pada 2034 mendatang.
(ass/pus)