Maaf Timothee Chalamet, Adrien Brody Masih Pegang Rekor di Oscar

Brody membawa pulang piala emas untuk perannya dalam The Brutalist, sebuah drama sejarah tentang seorang arsitek yang selamat dari Holocaust, tetapi harus menghadapi anti-Semitisme, kecanduan narkoba, dan kekerasan di Amerika Serikat.
Dengan kemenangannya malam ini, aktor berusia 51 tahun itu tetap menjadi pemegang rekor aktor termuda yang pernah memenangkan kategori aktor terbaik.
Pada 2003, di usia 29 tahun, ia meraih piala untuk perannya dalam The Pianist, di mana ia juga berperan sebagai seniman Yahudi yang berjuang untuk bertahan hidup dari Holocaust.
Jika Timothee Chalamet menang malam ini, ia akan menggantikan Brody sebagai pemenang termuda.
"Akting adalah profesi yang sangat rapuh. Itu terlihat sangat glamor, dan pada saat-saat tertentu, memang begitu. Namun, satu hal yang saya peroleh, dengan memiliki hak istimewa untuk kembali ke sini, adalah memiliki perspektif. Dan di mana pun kau berada dalam kariermu, apa pun yang telah kau capai, semuanya bisa hilang begitu saja," kata Brody.
Di tengah pidatonya itu tiba-tiba suara musik mulai mengganggunya, dan Brody membalas, memerintahkannya untuk berhenti.
"Tolong matikan musiknya. Saya pernah melakukan ini sebelumnya," katanya, sebelum menambahkan permohonan yang tulus.
"Saya di sini sekali lagi untuk mewakili trauma dan dampak perang dan penindasan sistematis serta anti-Semitisme dan rasisme dan pengucilan. Dan saya percaya - saya berdoa untuk dunia yang lebih sehat dan lebih bahagia dan lebih inklusif. Dan saya percaya, jika masa lalu dapat mengajarkan kita sesuatu, itu adalah pengingat untuk tidak membiarkan kebencian tak terkendali."
Sementara itu pada Sean Baker dan Anora-nya kembali mendominasi Oscar malam ini. Ia berhasil mendapatkan piala lagi lewat kategori Best Director.
Malam itu ia dipaksa tiga kali naik ke atas panggung untuk menerima piala yang tak pernah disangka-sangka olehnya.
Kali ini Sean Baker mengimbau penonton untuk tidak bosan menonton film secara langsung di era layanan streaming.
"Di mana kita jatuh cinta dengan film? Di bioskop," kata Baker.
"Menonton film di bioskop bersama penonton adalah pengalaman di mana kita bisa tertawa bersama, menangis bersama, berteriak ketakutan bersama, mungkin duduk dalam keheningan yang menyedihkan bersama. Dan di masa di mana dunia bisa terasa sangat terpecah belah, ini lebih penting dari sebelumnya. Ini adalah pengalaman bersama yang tidak bisa Anda dapatkan di rumah."
Ia mencatat bahwa keuntungan bioskop anjlok di tengah penjualan tiket yang menurun.
"Saat ini, pengalaman menonton di bioskop terancam. Bioskop, terutama bioskop milik swasta, sedang berjuang, dan terserah kita untuk mendukung mereka," pungkasnya.
(ass/dar)