Review A Complete Unknown: Sepenggal Kisah Si Revolusioner
EDITORIAL RATING
AUDIENCE RATING

Penuh percaya diri akan kemampuan bermusiknya, Bob Dylan (Timothée Chalamet) memutuskan untuk nekat pergi ke New York untuk menjenguk salah satu musisi favoritnya, Woody Guthrie (Scott McNairy). Di sana ia menyanyikan lagu ciptaannya yang tidak hanya membuat Guthrie tersenyum, tapi juga membuat musisi folk lain, Pete Seeger (Edward Norton), menaruh perhatian pada bakatnya. Tidak butuh lama bagi Seeger untuk mulai memperkenalkan Bob Dylan kepada pecinta musik folk.
Seeger dan kelak para direksi/founder festival musik folk, menaruh harapan besar pada Bob Dylan. Mereka berharap dengan kemampuan Bob Dylan yang luar biasa, masyarakat bisa menikmati musik ini dengan suka cita. Harapan mereka terbayar tuntas, meskipun pada awalnya Bob Dylan hanya bisa menyanyikan lagu orang lain. Ketika orang mulai mendengar bagaimana tajam pena Bob Dylan untuk menulis lirik, dunia pun jatuh cinta padanya. Termasuk pelukis Sylvie Russo (Elle Fanning) dan penyanyi folk legendaris Joan Baez (Monica Barbaro).
Baca juga: Daftar Lengkap Nominasi Grammy Awards 2024 |
Ditulis oleh James Mangold sendiri bersama Jay Cocks dari buku berjudul Dylan Goes Electric! karya Elijah Wald, A Complete Unknown adalah sebuah film yang ditujukan kepada mereka yang sudah mengenal Bob Dylan. Bagi penonton seperti saya yang awam sekali dengan musisi kenamaan tersebut, film ini termasuk kurang berhasil untuk menjelaskan soal karakter utamanya. Menuju pertengahan film ketika musik Bob Dylan mulai digemari dan sosoknya menjadi selebritas, karakter ini berubah kepribadian menjadi sosok yang menyebalkan. Karakter lain bahkan menyebutnya langsung di depan muka Bob Dylan bahwa ia adalah sosok yang menyebalkan. Tapi sepanjang 141 menit, Mangold gagal untuk menjelaskan secara jelas mengapa Bob Dylan menyebalkan.
Bob Dylan memang mempunyai masalah dengan komunikasi yang menyebabkan hubungan percintaannya runyam. Ia juga mempunyai kecenderungan untuk memberontak, terutama kepada orang-orang yang menurutnya mengatur 'kemurnian' musik folk. Tapi selain itu, hampir tidak ada gambaran yang nyata mengapa Bob Dylan melakukan apa yang dia lakukan atau betapa buruknya dia berinteraksi dengan karakter lain.
Satu hal yang pasti dalam A Complete Unknown, Mangold ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Bob Dylan adalah seorang jenius musik dan seorang revolusioner. Itulah sebabnya penonton akan mendapatkan berbagai momen Bob Dylan memegang gitar dari proses penciptaan lagu, rekaman sampai konser. Puncaknya dibuat dengan begitu monumental oleh Mangold di acara konser Newport Folk Festival 1965.
Berita baiknya adalah Mangold menemukan orang yang tepat untuk melaksanakan misinya ini. Chalamet tidak hanya berhasil mengubah gesturnya, tapi juga suara. Tuntutan Chalamet untuk mengeksekusi karakter ini sulit. Ia harus bisa memberikan aura Bob Dylan yang paten sekaligus mempersembahkan semua momen musikal dengan sempurna. Hebatnya, ia bisa melakukan semua ini dengan baik sampai semua aktor lain tenggelam saat ia muncul di layar.
A Complete Unknown memang bukan Walk The Line (yang juga disutradarai oleh Mangold dan menjadi standard bagaimana biopik musisi dibuat), tapi ia lumayan berhasil untuk menunjukkan betapa jeniusnya musisi ini. Film ini memang gagal menjelaskan kenapa Bob Dylan bisa seperti itu, tapi setidaknya melalui film ini kita semua tahu bahwa talenta Chalamet tiada duanya