Tom Cruise Bikin Perusahaan Asuransi Ketar-ketir

Dalam wawancaranya bersama Empire, Tom Cruise mengaku dirinya sudah mengalami cedera saat syuting dalam film Mission: Impossible 2. Hal ini terjadi saat ia harus beradegan tengah memanjat tebing di Moab, Amerika Serikat.
"Apa yang orang nggak tahu adalah ada bagian di mana aku melompat dari tempat yang tinggi ke bagian yang rendah, tapi kaki ku patah (setelahnya). Dan aku belum pernah cerita ini ke siapa-siapa," kenangnya.
"Lalu apa tujuan aku cerita soal semua cedera kayak gini? Kalian harus tetap melanjutkannya (syuting). Jadi aku pun melompat (meski) kaki ku tak beres," tambahnya.
Baca juga: Awal Buruk Captain America: Brave New World |
Ia menjelaskan meski kakinya patah ia tetap berusaha agar gambar yang didapatkan oleh Jeffrey L Kimball sesuai dengan apa yang diinginkan oleh si sutradara, John Woo. Dan untungnya hasilnya sangat baik dan membuat Woo puas.
Padahal Tom Cruise ingin mengulangi adegan tersebut jika memang ada kekurangan karena semuanya harus dilakukan dalam satu adegan.
"Aku pun membalasnya (John Woo),'Tidak (istirahat), kita ingin melakukannya dalam satu adegan, jadi aku harus tetap melakukannya.' Dan itulah gambar yang dihadirkan di film. Seru sih kerja bareng John, ya ngelakuin adegan-adegan itu karena aku tahu itu yang akan ditampilkan di promo (film) kita," paparnya.
Meskipun reputasi Cruise (dan riwayat aksinya) menunjukkan keberanian total, aktor tersebut menunjukkan kekhawatiran yang besar terhadap aksi pendakian tersebut.
"Saya harus melakukan free climbing saat saya naik ke spot yang saya perlukan untuk melakukan opening shoot," katanya.
"Saya harus mengatur kecepatan karena saya harus turun setelahnya, dan jika saya terjatuh, ada kabel yang akan menangkap saya, tapi saya akan terbanting ke gunung. Dan batunya adalah batu yang mudah terlepas. Pada saat-saat tertentu Anda akan berkata, 'Astaga, saya tergelincir, batunya terlepas.'"
John Woo juga sempat menjalani wawancara bersama Entertainment Weekly pada 2000. Kala itu ia bercerita soal adegan panjat tebing itu di mana ia mencoba untuk menghentikan Tom Cruise melakukannya sendiri. Ia bahkan mengaku sampai banjir keringat saat menunggu aksi bintang utamanya itu dan tak sanggup melihatnya dari monitor.
Woo juga mengatakan bahwa rangkaian tersebut adalah mimpi buruk logistik. "Kami punya lima kamera di tebing, termasuk kamera helikopter, kamera di crane, dan juru kamera yang tergantung di kabel pengaman, tapi kami punya masalah fokus sehingga harus melakukannya berulang kali," jelasnya. "Tetapi Tom akan berkata, 'Aku baik-baik saja, John, jangan khawatir, aku ingin melakukannya sekali lagi."'
Tom Cruise memang semakin ngotot melakukan aksi menantang mautnya meski usianya tak lagi muda dan seiring dengan kemajuan seri Mission: Impossible, dengan eskalasi yang paling menonjol terjadi pada Ghost Protocol (2011) ketika ia mendaki Burj Khalifa di Dubai.
![]() |
Dalam Misi selanjutnya, dia juga menempel di sisi pesawat saat lepas landas, mengemudikan helikopter, Melakukan lompatan HALO keluar dari pesawat, dan melompat dengan sepeda motor dari tebing.
Beragam resiko itu pun membuatnya sempat bermasalah dengan pihak asuransi. Bahkan sebelum akhirnya bisa melakoni adegan memanjat Burj Khalifa, ia sampai mengganti perusahaan asuransinya.
Hal itu diucapkan oleh CEO Skydance Production David Ellison dalam sebuah sesi wawancara bersama Collider.
"Kami ingin menggantung Tom di salah satu sisi gedung, tapi tidak bisa mendapatkan perusahaan asuransi (yang mau meng-cover), dan Tom ingin memecat perusahaan asuransi (yang sudah dia kontrak)," kata Ellison seraya tertawa.
Marc Federman, dari Epic Insurance Brokers & Consultants yang berbasis di San Francisco, telah bekerja di industri film selama beberapa dekade. Berbicara kepada Newsweek, dia menjelaskan bagaimana sebuah studio akan memberi nilai pada aktornya.
"Pasar asuransi film semakin ketat dengan rata-rata premi produksi film sekitar 3 persen dari anggaran film," jelasnya.
"Termasuk dalam perkiraan 3 persen adalah biaya 'asuransi pemain' yang cakupannya mencakup biaya tambahan produksi yang timbul karena kecelakaan, sakit, atau kematian yang ditanggung."
Ketika mempertimbangkan kasus Cruise untuk Mission: Impossible, atau film aksi lainnya yang ia rekam, kemungkinan angka asuransinya akan meningkat karena pendekatan langsungnya.
"Premi dapat dikenakan biaya tambahan secara signifikan karena aksi stunting," kata Federman kepada Newsweek. "Premi tambahan ditentukan setelah peninjauan menyeluruh terhadap aksi yang diantisipasi dan langkah-langkah yang perlu diambil untuk meminimalkan aksi berbahaya yang sedang direncanakan."
Dia melanjutkan, "Jika anggaran sebuah film adalah $100 juta, premi deposit asuransi, tidak termasuk kompensasi pekerja, akan menjadi $3 juta. Termasuk dalam perkiraan tersebut adalah asuransi untuk enam-delapan pemeran utama."
(ass/dar)