Bukan Kisah Romantis, Rekomendasi 2 Tontonan Berbeda di Hari Valentine

Desi Puspasari
|
detikPop
Sutradara dan pemain film Telepon yang Tak Pernah Berdering dan Berebut Jenazah.
Para pemain Telepon yang Tak Pernah Berdering dan Berebut Jenazah. Foto: dok. Istimewa
Jakarta - Nonton film bareng pasangan di rumah menikmati hari Valentine bisa jadi ide menarik. Bertepatan pada 14 Februari 2025, KlikFilm meluncurkan dua film drama terbaru, yakni Berebut Jenazah dan Telepon yang Tak Pernah Berdering.

Dua film drama ini punya makna dan mengangkat kisah yang sangat emosional. Frederica, Direktur KlikFilm, mengatakan dua film ini bisa menyentuh hati penikmatnya.

"Kedua film ini menghadirkan kisah yang menggugah perasaan dan menyentuh tema keluarga, cinta, dan kehilangan. Kami berharap film-film ini dapat memberikan pengalaman menonton yang berkesan bagi para penonton di momen spesial Hari Kasih Sayang," kata Frederica, Direktur KlikFilm di kawasan Cipete, Jakarta Selatan, kemarin.

1. Telepon yang Tak Pernah Berdering

Telepon yang Tak Pernah Berdering diangkat dari novel berjudul sama karya Daffa Amrullah. Ini adalah drama yang menggambarkan tentang harapan dan kehilangan.

Film ini disutradarai oleh Dyan Sunu Prastowo. Telepon yang Tak Pernah Berdering dibintangi oleh Aqeela Calista, Teuku Rifnu Wikana, Prastiwi Dwiarti, Sriyatun, Bima Azriel, Putri Fiyonda, dan Crescentia Kunti Dewanggani dalam kisah yang menggugah emosi.

Film ini mengisahkan perjalanan Tini, seorang anak yang harus tinggal bersama neneknya karena kondisi ekonomi yang sulit. Sementara ibunda, Surti, bekerja sebagai buruh migran di Arab Saudi.

"Peran ini sangat emosional dan menantang bagi saya. Saya berharap penonton dapat merasakan perjuangan dan harapan yang dialami Tini," ucap Aqeela Calista sebagai Tini.

Namun, Surti pada suatu hari mengirim surat mengabarkan ia ditahan polisi dan berjanji akan menelepon Tini keesokan harinya pukul lima sore. Penuh harap, Tini menanti kabar dari ibunda. Akan tetapi, panggilan yang ditunggu-tunggu justru mengungkap tragedi yang mengubah hidupnya.

"Film ini sangat dekat dengan realita banyak keluarga di Indonesia. Saya ingin menggambarkan bagaimana harapan bisa bertahan dalam kondisi paling sulit sekalipun. Semoga film ini memberikan makna mendalam bagi para penonton," kata Sutradara Dyan Sunu Prastowo.

"Di sini ada perjuangan, ada kerinduan, ada cinta yang tak sampai. Kalau itu dikemas dengan drama yang baik dan kolaborasi pemain yang baik maka ini sangat menyentuh. Saya percaya karena kerja keras kita dan lokasinya yang penuh perjuangan membuat kita kayak nggak syuting, kayak liburan. Ini cerita yang bisa membuat kita mengenang lagi apa yang sudah kita perbuat untuk ibu," tambah teuku Rifnu Wikana.

Pada film ini juga muncul penyanyi Tiwi. Ini menjadi debut untuk Tiwi berakting dalam film. Dia mendapatkan peran sebagai Surti.

"Pengalamannya sangat seru dan pengalaman pertama dapat keluarga baru, jadi selama syuting tuh pendekatannya sangat mengalir dan menyenangkan. Saya jadi ibu yang jadi TKI namanya Surti, terpisah selama hampir 6 tahun dan ternyata berakhir ya gitu deh, pasti nangis. Seru deh pokoknya," tukasnya.

2. Berebut Jenazah

Sutradara Danial Rifki menghadirkan film Berebut Jenazah yang dibintangi oleh Zara Adhisty. Film ini menghadirkan kisah menyayat hati tentang Naomi yang diperankan oleh Zara, seorang idol Jepang yang meninggal dunia.

Film ini dibintangi oleh Zara Adhisty, Junior Roberts, Whani Dharmawan, Hana Yuka Sano, dan Takato Yonemoto. Dengan narasi yang kuat, film ini mengangkat isu keberagaman dan pencarian makna dalam menghadapi kehilangan.

"Film ini berbicara tentang bagaimana perbedaan bisa menjadi tantangan besar, bahkan dalam menghadapi kehilangan. Saya berharap kisah ini bisa membuka diskusi tentang keberagaman dan toleransi," kata Danial Rifki.

Meski judulnya terdengar seram, film Berebut Jenazah bergenre drama. Film ini mengambil latar dan lokasi syuting di Jepang.

Kepergian Naomi memicu konflik antara kedua orang tua yang telah bercerai. Sang ayah, seorang pria Indonesia beragama Islam dan ibundanya adalah wanita Jepang beragama Buddha, berselisih mengenai pemakaman Naomi karena perbedaan keyakinan.

"Ini adalah peran yang sangat mendalam bagi saya. Naomi yang jadi idol di Jepang suatu hari dia meninggal, ibunya Budha bapaknya Muslim. Jadi, saat Naomi meninggal orang tuanya rebutan mau dimakamkan dalam agama apa. Saya harus memahami konflik emosional yang dialami Naomi dan keluarganya. Saya harap penonton bisa merasakan ketegangan dan emosi dalam film ini," ucap Zara Adhisty.

Junior Robert menjadi lawan main Zaram berperan sebagai Sujiro. Dia mengungkapkan dirinya memerankan tokoh yang berbeda dari yang ia perankan di film-film sebelumnya.

"Sujiro anak yang sangat alim dan ngikutin agama banget, dan di sini saya memerankan tokoh yang beragama Islam. Dan film ini bergenre drama, sweet drama, dan ada unsur agamanya juga, bukan horor," tegas Junior Robert.


(pus/dar)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO