Dark Nuns: Pengusiran Iblis yang Menyusahkan Song Hye-kyo
EDITORIAL RATING
AUDIENCE RATING

Sementara itu, Suster Michaela (Jeon Yeo-been) sangat berbeda dengan Suster Junia. Ia sangat penurut dan tunduk terhadap Father Paolo (Lee Jin-wook) yang lebih percaya ilmu sains daripada setan-setanan. Suster Michaela sendiri tahu bahwa ia memiliki kemampuan supernatural sejak remaja tapi ia menutup semua koneksi ini.
Sampai ia bertemu dengan Suster Junia yang meminta untuk menolongnya. Meskipun skeptis, Suster Michaela memutuskan untuk membantu Suster Junia. Dan keduanya akhirnya terjebak dalam cengkeraman roh jahat yang membahayakan.
Baca juga: Back In Action: Cameron Diaz Kembali Lagi |
Setelah Exhuma yang berhasil menunjukkan bahwa horor Korea mempunyai taring, Dark Nuns hadir dengan menggaet Song Hye-kyo untuk membuktikan sekali lagi bahwa horor Korea adalah santapan yang bergizi.
Film ini juga merupakan spin-off dari The Priests yang ditulis dan disutradarai oleh Jang Jae-hyun, sutradara film Exhuma, yang mendapatkan 5,4 juta penonton. Kesamaan antara Dark Nuns dan Exhuma ada di atmosfernya yang kelam dan mencekam serta penggambaran ritual yang terlihat otentik.
Tapi sebagai tontonan, dua film ini menawarkan kengeriannya dengan cara yang berbeda. Kalau Exhuma menyenangkan penonton dengan monster, film ini menawarkan pertanyaan besar: apakah karakter film ini berhasil melakukan tugas mereka?
Sutradara Kwok Hyeok-jae merekam Dark Nuns dengan nuansa yang pekat. Dari awal film dibuka, film ini sudah memulai dengan nuansa sendu. Hal ini diterjemahkan tidak hanya melalui visual yang serba biru dan kelabu tapi juga adegan-adegannya yang serba serius. Hampir tidak ada waktu untuk bermain-main dalam Dark Nuns. Humor yang muncul pun kadang kering sekali dan itu juga jarang.
Secara plot, sayangnya film ini masih terjebak dengan template film pengusiran setan. Meskipun tidak ada momen yang membosankan, tapi film ini tidak mengisinya dengan plot yang lebih bergizi.
Tidak ada penjelasan dengan detail tentang bagaimana iblis ini masuk ke tubuh si anak, mengapa Suster Junia begitu ngotot ingin menyelamatkan si anak atau seperti apa Suster Junia sebelum semua ini terjadi.
Penonton langsung bertemu di konflik dan sejak saat itu Dark Nuns lebih tertarik untuk maju ke proses penyelesaian masalah tanpa ada momen bagi penonton untuk benar-benar mengenal karakternya. Hal ini menjadikan konklusi Dark Nuns menjadi terasa agak kurang dramatis mengingat perjuangan yang mereka lakukan sampai di titik tersebut.
Bagi penggemar Song Hye-kyo, Dark Nuns adalah sebuah tontonan yang berbeda. Ini adalah kali kedua sang aktor memainkan karakter yang cenderung gelap setelah permainannya yang memikat lewat The Glory.
Baca juga: About Family: Drama Keluarga Wajib Tonton |
Dalam film ini, karakter Song Hye-kyo merusak semua tatanan tradisional mengenai seorang suster: ia merokok, menggunakan kata-kata kasar dan seenaknya sendiri. Ia berhasil menggambarkan keteguhan karakternya dengan berhasil. Chemistrynya dengan Jeon Yeo-been juga sangat baik sehingga sangat mudah bagi saya sebagai penonton untuk terlibat dalam perjalanan mereka.
Moon Woo-jin yang mendapatkan jatah menjadi bocah yang kesurupan juga tidak kalah baiknya. Ia berhasil membuat Dark Nuns menjadi menegangkan. Kontrol tubuhnya, terutama di babak-babak terakhir saat iblis menguasai karakternya, terlihat baik. Ia juga dengan mudah menampilkan sosok yang lemah saat menjadi manusia.
Dark Nuns mungkin akan menjadi semakin nikmat untuk ditonton kalau kamu pernah menonton The Priests karena ada kejutan yang berhubungan dengan film tersebut dalam film ini. Bagi yang belum menonton film tersebut seperti saya, jangan khawatir. Dark Nuns tetap bisa dinikmati dengan baik meskipun film ini tidak semencekam yang saya harapkan.
Dark Nuns dapat disaksikan di jaringan bioskop XXI di Indonesia.
Candra Aditya adalah seorang penulis dan pengamat film lulusan Binus International.